Advertisement
Anak Muda Diberi Ruang Ekspresi di Balai Budaya

Advertisement
Harianjogja.com, DANUREJAN—Pembangunan balai budaya menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY diharapkan memberikan manfaatkan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kalangan pemuda akan diberikan ruang untuk bisa berekspresi di balai budaya melalui sejumlah aktivitas. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas positif bagi pemuda agar tidak terjerumus pada kegiatan negatif.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan pemanfaatan balai budaya yang sudah dibangun di kalurahan budaya sangat memungkinkan memberikan ruang ekspresi kepada anak muda. Luasnya bangunan sangat memungkinkan menjadi pengembangan potensi anak muda.
Oleh karena itu salah satu syarat pembangunan balai budaya harus memiliki luas lahan minimal 1.500 meter persegi. Dengan lahan yang cukup luas, maka banyak celah yang dapat dimanfaatkan anak muda untuk melakukan berbagai aktivitas sosial budaya.
“Sangat bisa memfasilitasi anak muda, ini harapannya sampai ke sana, maka lahan untuk pembangunan balai budaya itu disyaratkan tidak sempit. Karena ada berbagai ruangan, misalnya untuk seni ada ruang gantinya, ada tempat untuk peralatannya. Harapan kami sampai sejauh itu, misal dipakai untuk sarasehan warga juga bisa dilakukan di balai budaya,” katanya.
Dengan diberikan ruang bagi anak muda di balai budaya, maka para pemuda di kalurahan tersebut akan lebih banyak beraktivitas dengan kegiatan positif seperti seni budaya maupun beragam bentuk inovasi lainnya. Sejumlah potensi dari anak muda bisa terungkap melalui proses beragam kegiatan di balai budaya tersebut.
Saat ini sudah bermunculan kegiatan komunitas anak muda yang bergerak di bidang seni. Potensi ini bisa dimunculkan dari kalurahan budaya, sehingga keberadaan balai budaya yang sudah dibangun menjadi salah satu fasilitas untuk pengembangan potensi kemampuan seni budaya bagi pemuda.
Aris menyadari tidak semua anak muda menyukai kesenian tertentu, sehingga harus ada pemahaman dalam pengelolaan sebagai objek kebudayaan yang lebih luas. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi pengelola balai budaya. Karena dengan beraktivitas di balai budaya melalui beragam kegiatan positif harapannya akan meminimalkan kemungkinan terjadi kenakalan remaja.
Aris menilai pelibatan anak muda di balai budaya ini memang mutlak dilakukan. Apalagi pemuda memiliki peran penting dalam melanjutkan estafet sekaligus pelestarian adat budaya di kalurahan. Karena anak muda ke depan akan menjadi pelaku budaya, sehingga harus dipersiapkan sejak saat ini dengan menggandeng mereka dengan memberikan ruang di balai budaya.
“Kalau dari kami sebenarnya kegiatan kalurahan budaya, ada program kegiatan didesain oleh Kundha Kabudayan. Harus ada pelibatan dalam upacara adat, ada penampilan di beberapa lokasi seperti dulu di Selasa Wagen, Bandara YIA dan tahun ini di Bandara Soekarno Hatta. Ini kan perlu regenerasi mau tidak mau harus melibatkan anak muda,” katanya.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Jajal Keseruan Flying Fox Ledok Sambi, Solusi bagi yang Malas Lewat Tangga
Advertisement
Berita Populer
- Biologi Berperan Penting dalam Pembangunan IKN Berkelanjutan
- 1 Dasawarsa UUK, Momentum Refleksi Wujudkan Cita-Cita Keistimewaan
- Dukung Reformasi Kalurahan, Paguyuban Lurah Gunungkidul Semar: Perlu Konsistensi Program
- Puluhan Santri Rehabilitasi Narkoba Mengikuti Kegiatan Khotmil Qur’an
- Prediksi Cuaca di Jogja Hari Ini: Ada Hujan lho!
Advertisement
Advertisement