Leptospirosis Mengganas, Seorang Warga Bantul Meninggal Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Dinas Kesehatan mencatat satu orang diketahui meninggal dunia karena positif terkena penyakit leptospirosis. Sementara puluhan lainnya menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyakit yang disebabkan air kencing tikus tersebut.
Kepala Seksi Penyendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho mengatakan data kasus leptospirosis selama 2022 sampai Mei lalu terdapat 33 kasus, “Positif satu orang di antaranya meninggal dunia,” kata Abednego, saat dihubungi Senin (20/6/2022).
Advertisement
Abednego memaparkan awalnya ada empat orang meninggal dunia yang diduga terkena penyakit leptospirosis, namun dari hasil pemeriksaan laboratorium hanya satu orang yang dinyatakan positif leptospirosis, sementara tiga lainnya tidak terbukti meninggal karena leptospirosis.
Sementara tahun lalu Dinas Kesehatan mencatat ada 42 kasus leptospirosis dengan dua kematian. Menurut Abednego, kematian karena leptospirosis biasanya ada penyakit penyerta yang membahayakan seperti ginjal dan diabetes.
Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, karena leptospirosis ini merupakan penyakit endemis di Bantul setelah Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbeda dengan DBD yang ditularkan oleh nyamuk, penyebab leptospirosis adalah bakteri leptospira yang ditularkan ke manusia via binatang, utamanya rhodent (binatang pengerat).
“Di Bantul dan Indonesia, paling sering adalah tikus. Leptospira dari cairan tubuh tikus masuk ke manusia lewat luka terbuka,” jelasnya,
BACA JUGA: Ada Cerita tentang Sejarah Rempah di Teras Malioboro I
Masyarakat dihimbau untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu selalu mencuci tangan dan kaki sebelum dan sesudah beraktivitas, utamanya aktivitas yang berdekatan dengan sarang-sarang tikus, seperti sawah, sungai, kandang, atau kebun yang kotor yang bisa dijadikan sarang tikus berkembang biak.
“Rutin membersihkan lingkungan dengan memakai alat pelindung diri seperti sepatu bot dan sarung tangan, utamanya saat musim hujan yg berpotensi banjir atau air tergenang,” ujar Abednego.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo, beberapa waktu lalu, menyampaikan bahwa potensi penyakit leptospirosis bisa timbul dari kondisi lingkungan yang tidak bersih. Sebab dengan kondisi lingkungan atau rumah yang kotor sangat mungkin menjadi tempat bersarangnya hewan seperti tikus. Bahkan juga hewan nyamuk yang membawa penyakit Demam Berdarah Dengue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement