Penerbangan Longgar, Penerbitan Paspor di Jogja Naik 157%
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Seiring dengan pelonggaran syarat terbang dan diizinkannya haji tahun ini membuat jumlah warga yang mengurus paspor di DIY melonjak tajam.
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta mencatat pada semester 1 tahun lalu jumlah penerbitan hanya 4.608 paspor. Sementara untuk 2022 sampai dengan 21 Juni, jumlah penerbitan paspor sudah mencapai 11.885 paspor. Secara persentase dibandingkan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 157,92 persen.
Advertisement
Kepala Seksi Lalu lintas Keimigrasian, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta, Sigit Jatmiko mengatakan kenaikan penerbitan paspor sangat signifikan dibandingkan masa pandemi. Saat pandemi menurutnya dalam sehari hanya melayani sekitar 30 orang saja, sementara saat ini dalam satu hari 150 orang.
"Sistem pendaftaran pengajuan permohonan paspor melalui aplikasi M-Paspor. Dalam aplikasi ini kantor imigrasi Jogja membatasi jumlah kuota karena memang pandemi belum berakhir," ujarnya kepada Harian Jogja, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Permintaan Paspor Meningkat, Ditjen Imigrasi Tambah Kuota M-Paspor 3 kali Lipat
Meski sudah berangsur normal, namun menurutnya jumlah penerbitan paspor ini belum sebanyak pra pandemi. Di mana dalam satu hari bisa mencapai 200-250-an.
"Setelah pandemi, Mei setelah pelonggaran kami berani menambah kuota," jelasnya.
Ke depan menurutnya dengan semakin terkendalinya pandemi covid-19 dan pelonggaran syarat terbang, kuota di semua unit rencana akan ditambah. Namun belum bisa dipastikan kapan akan kembali ditambah karena pandemi tidak bisa diprediksi.
"Pandemi belum berakhir, dan belum tahu sampai kapan. Dan dalam waktu dekat ini kami bisa menambah kuota lagi, pelayanan maksimal, mudah-mudahan," ucapnya.
Dia menjelaskan pengurusan paspor rata-rata untuk tujuan haji dan umrah, disusul untuk berwisata setelah selama pandemi tidak bisa berwisata ke luar negeri. Meski pengurusan paspor untuk haji naik, namun tidak sebanyak masa sebelum pandemi.
Hal ini disebabkan karena kuota haji masih dibatasi dan sebagian lagi sudah mengurus paspor jauh sebelum tiba waktu haji. Namun tertunda berangkat akibat pandemi.
"Kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan dibukanya bandara-bandara internasional termasuk di Jogja. Otomatis animo masyarakat ke luar negeri baik wisata, sekolah, haji, dan umroh akan semakin banyak," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan dalam pembuatan paspor masyarakat lebih banyak memilih paspor elektronik meski harganya jauh lebih mahal dari paspor biasa. Dimana paspor biasa Rp350.000 dan paspor elektronik Rp650.000.
"Kemudahan dengan e-paspor adalah apabila kita pergi wisata ke luar negeri. Jepang memang sudah bebas visa. Saat ini baru Jepang, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa nambah negara yang bisa membebaskan orang yang punya e-paspor bepergian ke luar negeri untuk wisata," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
Advertisement
Advertisement