Dianggap Rumah Genderuwo, Pohon Gayam Punya Makna Mendalam bagi Orang Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pohon gayam sering dianggap angker. Posturnya yang kekar dan daunnya yang rindang, membuat pohon ini kerap disebut rumahnya genderuwo.
Namun bagi masyarakat Jogja terlebih di lingkungan Kraton, pohon gayam memiliki makna yang baik. Bahkan lokasi penanamannya mendapatkan penempatan khusus.
Advertisement
Dilansir dari laman Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi DIY, pohon gayam bisa mencapai ketinggian hingga 20 meter dan diameter batang mencapai 60 sentimeter. Batangnya beralur tidak teratur dan dalam. Kadang-kadang berbanir. Percabangannya merunduk. Pada kulit batang kepingan dalam mengandung cairan berwarna merah.
Pohon gayam berbunga dua kali setahun. Bunganya kecil-kecil berwarna putih kekuningan dan berbau harum seperti bunga kemuning. Buah gayam berbentuk ginjal, kulit buahnya keras. Ukurannya kira-kira satu kepalan tangan orang dewasa. Buah ini dapat dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan racun saponinnya.
Baca juga: Ini Makna Pohon Asam dan Gayam yang di Tanam di Jl. Margo Utomo
Pohon gayam menyukai tepi rawa-rawa, tepi sungai ataupun tempat-tempat berair lainya. Tak ayal jika di pedesaan muncul kesan angker sehingga pohon gayam sering dimitoskan dihuni oleh genderuwo.
Namun jika dilihat dari sisi lain, gayam memiliki nilai filosofis bagi masyarakat Jogja. Bahkan di Kraton, pohon ini ditanam di area khusus, yaitu di area antara Pagelaran dan Siti Hinggil.
Gayam berasal dari kata nggayuh yang berarti mencari/meraih sesuatu. Kayu pohon gayam juga melambangkan jiwa pendeta sehingga pohon gayam melambangkan bahwa manusia harus mempunyai keinginan untuk mencapai keutamaan hidup.
Ada juga yang menganggap bahwa gayam berasal dari kata gegayuh ayem yang berarti mencari ketenangan. Ayem juga bisa dimaknai dengan suasana yang teduh. Karena itulah pohon ini banyak ditanam mulai dari Tugu Golong Gilig, Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, Jalan Margo Mulyo agar wisatawan yang datang mendapatkan kenyamanan dan ketenteraman.
Penanaman pohon gayam di kawasan garis imajiner ini juga menjadi bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofis yang membentang dari Tugu Golong Gilig hingga Panggung Krapyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
- Terdampak Bencana Hidrometeorologi, TPS di Bantul Boleh Pindah Saat Hari Coblosan
- Proyek Taman Jalan Affandi Ditargetkan Rampung Awal Desember, Ini Jenis Pohon yang Ditanam
- Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025
- Kalah dari PSBS, Pelatih PSS Akui Materi Latihan 3 Pekan Terakhir Tak Jalan di Lapangan
Advertisement
Advertisement