Advertisement
Dianggap Rumah Genderuwo, Pohon Gayam Punya Makna Mendalam bagi Orang Jogja
![Dianggap Rumah Genderuwo, Pohon Gayam Punya Makna Mendalam bagi Orang Jogja](https://img.harianjogja.com/posts/2022/06/25/1104471/whatsapp-image-2022-03-27-at-15.26.10-1-min-min.jpeg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pohon gayam sering dianggap angker. Posturnya yang kekar dan daunnya yang rindang, membuat pohon ini kerap disebut rumahnya genderuwo.
Namun bagi masyarakat Jogja terlebih di lingkungan Kraton, pohon gayam memiliki makna yang baik. Bahkan lokasi penanamannya mendapatkan penempatan khusus.
Advertisement
Dilansir dari laman Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi DIY, pohon gayam bisa mencapai ketinggian hingga 20 meter dan diameter batang mencapai 60 sentimeter. Batangnya beralur tidak teratur dan dalam. Kadang-kadang berbanir. Percabangannya merunduk. Pada kulit batang kepingan dalam mengandung cairan berwarna merah.
Pohon gayam berbunga dua kali setahun. Bunganya kecil-kecil berwarna putih kekuningan dan berbau harum seperti bunga kemuning. Buah gayam berbentuk ginjal, kulit buahnya keras. Ukurannya kira-kira satu kepalan tangan orang dewasa. Buah ini dapat dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan racun saponinnya.
Baca juga: Ini Makna Pohon Asam dan Gayam yang di Tanam di Jl. Margo Utomo
Pohon gayam menyukai tepi rawa-rawa, tepi sungai ataupun tempat-tempat berair lainya. Tak ayal jika di pedesaan muncul kesan angker sehingga pohon gayam sering dimitoskan dihuni oleh genderuwo.
Namun jika dilihat dari sisi lain, gayam memiliki nilai filosofis bagi masyarakat Jogja. Bahkan di Kraton, pohon ini ditanam di area khusus, yaitu di area antara Pagelaran dan Siti Hinggil.
Gayam berasal dari kata nggayuh yang berarti mencari/meraih sesuatu. Kayu pohon gayam juga melambangkan jiwa pendeta sehingga pohon gayam melambangkan bahwa manusia harus mempunyai keinginan untuk mencapai keutamaan hidup.
Ada juga yang menganggap bahwa gayam berasal dari kata gegayuh ayem yang berarti mencari ketenangan. Ayem juga bisa dimaknai dengan suasana yang teduh. Karena itulah pohon ini banyak ditanam mulai dari Tugu Golong Gilig, Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, Jalan Margo Mulyo agar wisatawan yang datang mendapatkan kenyamanan dan ketenteraman.
Penanaman pohon gayam di kawasan garis imajiner ini juga menjadi bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofis yang membentang dari Tugu Golong Gilig hingga Panggung Krapyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
Advertisement
Advertisement