Advertisement
Okupansi Hotel di DIY Memang Tinggi Sekarang, Tapi....

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY mencatat kenaikan tingkat hunian hotel di daerah tersebut saat libur sekolah sejak pekan lalu, tetapi kenaikan belum terjadi merata di seluruh kota/kabupaten.
"Khususnya untuk hotel non bintang dan penginapan kecil. Tingkat okupansi belum merata di seluruh wilayah," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Senin (4/7/2022).
Advertisement
Menurut dia, okupansi hotel non bintang di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo masih tergolong rendah dibanding di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Rata-rata okupansi hotel non bintang di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo pekan lalu sekitar 48 persen, masih jauh lebih rendah dibanding okupansi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman 70 persen.
"Untuk di Kabupaten Bantul sudah mulai ada kenaikan. Bisa mencapai 55 persen," katanya.
Deddy mengatakan, belum meratanya okupansi di seluruh wilayah kota dan kabupaten di DIY menjadi pekerjaan rumah bersama dengan pemerintah di masing-masing kabupaten.
"Ada banyak masukan yang kami terima dari wisatawan. Mereka lebih memilih menginap di kota karena ada banyak fasilitas dan aktivitas yang bisa diakses saat malam hari," katanya.
Oleh karenanya, Deddy berharap seluruh pemerintah kabupaten bisa mulai berbenah untuk menghidupkan daerahnya, misalnya menambah aktivitas dan atraksi saat malam hari.
Sedangkan untuk hotel bintang, PHRI DIY mencatat tingkat okupansi yang cukup tinggi yaitu mencapai 90 persen dan sudah merata di seluruh daerah.
BACA JUGA: Cerita Djayanti Aprilia, Ilustrator Prambanan Jazz 2022, Angkat Warna Megah Kerajaan
"Tingkat okupansi ini diperkirakan bertahan hingga dua pekan ke depan. Kami pun mengoperasikan seluruh kamar yang ada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan karena DIY sudah di level 1 PPKM," katanya.
Selama libur sekolah, hotel di DIY tidak menaikkan harga kamar dengan berbagai pertimbangan, di antaranya daya beli masyarakat yang dinilai belum sepenuhnya pulih.
"Pelaku usaha belum berani menaikkan rate kamar karena wisata adalah kebutuhan sekunder dan banyak kebutuhan primer yang tarifnya naik, misalnya listrik dan BBM," katanya.
Meskipun hunian hotel masih didominasi pengunjung dari wisatawan domestik, namun Deddy menyebut, sudah mulai banyak wisatawan mancanegara yang masuk ke DIY terutama dari negara di kawasan ASEAN dan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perseteruan Donald Trump Vs Elon Musk Makin Panas dan Saling Mengancam
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Bus Sinar Jaya ke Pantai Parangtritis Bantul dan Baron Gunungkidul
- Pemkab Gunungkidul Terapkan Strategi Pertahankan UHC
- Si Bagong, Sapi Presiden Prabowo Dikurbankan untuk Masyarakat Wonokromo Bantul
- Alun-alun Selatan Jogja Dipenuhi Ribuan Umat Muslim untuk Salat Iduladha
- BNI dan Forum BUMDES DIY Teken MOU, Dorong Akses Keuangan dan Digitalisasi untuk Penguatan Ekonomi Desa
Advertisement
Advertisement