Advertisement
Tak Punya Murid Baru, SD di Gunungkidul Ini Bakal Ditutup

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– SD Kanisius Trengguno di Desa Sidorejo, Ponjong bakal ditutup. Penutupan dilakukan karena sejak tiga tahun terakhir tak pernah mendapatkan murid baru.
Kepala SD Kanisius Trengguno, Agnes Rinawati mengatakan, sekolah yang dipimpinnya sudah berdiri sejak 1973 lalu. Menurut dia, di awal 1990-an sekolah ini sempat berjaya karena setiap penerimaan peserta didik baru (PPDB) mendapatkan puluhan murid baru.
Advertisement
Meski demikian, untuk saat ini kondisinya sudah banyak berubah. Sejak Tahun Ajaran 2020-2021 hingga sekarang, sudah tidak mendapatkan siswa baru lagi. Praktis dengan minimnya peserta didik, maka yayasan akan menutup sekolah ini.
“Sudah diputuskan untuk ditutup,” katanya kepada wartawan, Selasa (12/7/2022).
BACA JUGA: Bisa Nikmati Keindahan Pansela Jogja, Rest Area di Puncak Kelok 18 Bakal Jadi Favorit Wisatawan
Agnes mengatakan, jumlah murid di SD Kanisius Trengguno ada 11 anak, yang terbagi di kelas 4,5 dan 6. Untuk gurunya ada tiga orang dan bertugas mengajar di kelas yang masih memiliki murid. “Tiga ini termasuk saya dan kebagian mengajar untuk kelas 5,” katanya.
Rencananya pada saat sekolah tutup, dua guru berstatus PNS akan dipindahkan ke sekolah negeri. Adapun guru yayasan yang masih mengajar akan dipindahkan ke jaringan sekolah kanisius lainnya.
“Saya berharap kepada anak-anak [yang masih belajar di SD Kanisius Trengguno] tetap semangat belajar dan tetap melanjutkan untuk meraih cita-citanya. Tujuannya, agar membanggakan orang tua serta berguna bagi bangsa dan Negara,” kata Agnes.
Sekretaris Dinas Pendidikan Gunungkidul, Winarno mengatakan, saat sekarang banyak sekolah yang kekurangan murid. Kondisi ini tak hanya terjadi pada SD, karena untuk jenjang SMP juga terjadi hal serupa.
Untuk mengefektifkan program belajar, dinas pendidikan merencanakan penggabungan sekolah. Meski demikian, sambung dia, kebijakan ini hanya berlaku untuk sekolah negeri. Adapun sekolah swasta, kebijakan sepenuhnya diserahkan ke masing-masing yayasan yang mengelola.
“Jadi untuk penutupan sekolah swasta, bukan kewenangan kami dan sepenuhnya menjadi kewenangan yayasan,” katanya.
Menurut dia, untuk penggabungan sekolah yang kekurangan murid tidak serta merta langsung dilakukan. Selain melaksanakan sosialisasi ke masyarakat, prosesnya juga harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Salah satunya, jumlah murid kurang dari 60 murid dalam satu sekolah.
“Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, tapi agar tidak terjadi penolakan. Upaya sosialisasi juga terus dilakukan sebelum kebijakan benar-benar dilaksanakan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Jadi Ketua Pengarah Harlah 2023, Erick Thohir-NU Makin Mesra
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dua Tersangka Atap Sekolah Ambruk di Gunungkidul Mulai Disidang
- Jalanan di Sleman Kian Padat, Jumlah Sepeda Motor Nambah 3.700-an Unit Per Tahun
- Waduh! Jembatan Cagar Budaya di Sleman Dipasangi Spanduk Partai dan Dicoret-coret
- Gegara Kucing Melintas, 6 Mobil Tabrakan Beruntun di Ring Road Utara
- Dikejar Penculik, Bocah SD di Jogja Tak Bisa Tidur dan Takut ke Sekolah
Advertisement
Advertisement