Bekerja Seperti Sedang Bermain, tetapi Bukan untuk Main-Main
Advertisement
JOGJA-Bekerja tak ubahnya sedang memainkan suatu permainan,. Hanya saja bagi Cluster General Manager The Phoenix Hotel Yogyakarta – MGallery Hotel Collection, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto, Rulvastina Randy, hal itu tak boleh dianggap main-main. Seperti apa dia menerapkan prinsip itu, berikut laporan wartawan Harian Jogja, Herlambang Jati Kusumo.
Puluhan tahun sudah perempuan yang akrab disapa Tina itu berkecimpung di dunia perhotelan. Jelas itu bukan waktu yang singkat. Sejumlah posisi pernah ia jabat dan menjadi bekalnya memimpin tiga hotel saat ini.
Advertisement
“Awalnya dulu saya bekerja di perbankan yang salah satu tugasnya memberikan analisa untuk pembiayaan pembangunan hotel. Kemudian ada kesempatan diajak bergabung [ke dunia perhotelan] ternyata menarik,” ucap dia kepada Harian Jogja, Selasa (12/7/2022).
Posisi awal dia berkarier di dunia perhotelan, tidak jauh dari profesi sebelumnya. Dia mengisi posisi sebagai staf di finance department di hotel.
Namun, dia bukanlah orang yang hanya nyaman di satu posisi. Tina merasa tak boleh hanya stuck di satu jabatan. Tina terus belajar, hingga akhirnya dia pun diamanahi sejumlah posisi, mulai dari Public Relations Manager, Director of Sales and Marketing. “Padahal pendidikan formal saya justru tidak di perhotelan, tetapi ini bukti bahwa kalau kita mau belajar pasti bisa,” ucapnya.
Selama 32 tahun berkiprah di dunia hospitality, Tina mengaku jalannya tak selalu mulus. Berbagai tantangan ia hadapi. Mulai dari krisis ekonomi pada 1990, kemudian krisis politik yang berdampak juga pada ekonomi pada 1998. Bahkan belum lama ini, tantangan kembali mengadang, yakni dampak pandemi Covid-19. Industri pariwisata yang mengandalkan mobilitas masyarakat, harus tertahan karena dampak Covid-19.
“Paling menjadi tantangan adalah [pandemi] Covid-19 ini, sesuatu yang belum pernah dipelajari. Krisis yang sangat berkepanjangan, tidak ada yang tahu kapan selesainya. Hotel harus berkalkulasi ulang, menyelamatkan operasional. Bukan hal yang mudah mengambil kebijakan, terkadang harus melakukan efisiensi karyawan, meski dalam hati menangis ketika harus mengambil keputusan yang sulit,” ujar Tina.
Kini angka kasus Covid-19 mulai dapat dikendalikan. Itulah sebabnya, dia optimistis DIY yang memiliki berbagai potensi wisata dapat bangkit kembali.
Di The Phoenix Hotel Yogyakarta, hotel yang ia pimpin saat ini, kekhasan Jogja menjadi branding utama. “Mulai dari kuliner tradisional, kami sajikan. Hingga seragam karyawan akan ada hari tertentu menggunakan lurik. Potensi Jogja luar biasa, tinggal bagaimana kita mengemas dan mengomunikasikan ke wisatawan,” ujarnya.
Mencintai Pekerjaan
The Phoenix Hotel Yogyakarta, kata Tina, memiliki komitmen besar mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) DIY untuk terus berkembang. Hingga kini, dia berupaya agar peluang produk UMKM bisa dipakai di hotel. “Dengan begitu diharapkan UMKM juga bisa naik kelas,” kata dia.
Komitmennya bertahan di dunia perhotelan dan untuk ikut ambil dalam menggerakan ekonomi masyarakat tersebut, tidak lepas dari prinsip kerjanya. Dia mengaku setiap pekerjaan yang sudah dipilih harus disukai dan dicintai. Dengan begitu, ada rasa tanggung jawab lebih.
“Bekerja seperti sedang memainkan suatu permainan, tetapi bukan berarti main-main. Kalau kita sedang bermain kan lupa waktu, mau lagi dan lagi. Satu hal yang harus digarisbawahi, bekerja tidak boleh dan tidak untuk main-main. Ini semua tanggung jawab yang harus kita laksanakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement