Dorong Literasi, Guru SD di Sleman Ikut Pelatihan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Melalui Program Organisasi Penggerak (POP), perwakilan guru pengampu Sanggar Kreativitas dari enam Sekolah Dasar (SD) Sleman mengikuti pelatihan guna mendorong literasi dan numerasi pada siswa, Sabtu (23/7/2022).
Advertisement
Ada empat hal yang menjadi fokus dalam pelatihan ini, di antaranya story telling, public speaking, photovoice, dan creative writing.
Penyelenggaraan POP sendiri merupakan kerjasama antara Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, dan Yayasan Abisatya Yogyakarta.
Direktur Yayasan Abisatya Yogyakarta, Ferry Timur Indratno mengatakan literasi dan numerasi bisa ditumbuhkan melalui kegiatan sadar aktivitas. Literasi dan numerasi menurutnya tumbuh ketika anak belajar dalam suasana yang aman dan nyaman.
"Tidak ada bullying, tidak ada kekerasan, tidak ada pelecehan. Semua program termasuk literasi akan jalan ketika suasana aman," ucapnya ditemui saat acara pelatihan, Sabtu (23/7/2022).
Guru-guru dari enam SD yang mengikuti pelatihan nanti muaranya akan membuat semacam kebijakan perlindungan anak. Menjadi kesepakatan antara siswa, guru, dan orang tua.
"Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilanggar," ucapnya. Dia menjelaskan kemampuan dasar yang perlu dimiliki dalam berliterasi yakni dengar, ucap, baca, dan tulis. Story telling, public speaking bermanfaat untuk mendorong kemampuan dengar dan ucap. Sementara photovoice, dan creative writing untuk baca dan tulis.
Menurutnya enam SD yang ikut dalam pelatihan ini berasal dari kecamatan yang berbeda, di mana SD ini sudah menerapkan sekolah ramah anak. Di antaranya SD Ilmu Bina Selamat Sleman, SD Karitas Nandan Ngaglik, SDN Rejondani Prambanan, SDN Tinom Godean, SDN Denggung Sleman, dan SDN Pakem 1.
Pelatihan ini bukan yang pertama, namun menurutnya sudah pertemuan ketiga. Sejauh ini dampaknya ke siswa adalah mereka lebih kreatif dan lebih berani dalam berekspresi.
"Ketika dulu ada tamu saja malu-malu, sekarang berani menyapa kenalan, ditanya berani jawab dengan lugas. Dan guru-guru lebih percaya diri mengajar di kelas dengan berbagai macam model," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan literasi dan numerasi ini perlu ditekankan. Menurutnya masalah dari pendidikan saat ini adalah ketika ditemui kendala di lapangan solusinya adalah mengganti kurikulum. Padahal, kata dia, masalah dasar yang harus dirampungkan literasi dan numerasi.
"Sanggar kreativitas ada perwakilan empat guru, tapi kalau literasi dan disiplin positif semua terlibat," ucapnya.
Salah satu peserta Guru dari SDN Denggung Herlambang Try Kharisma mengatakan berdasarkan pengalaman dari pelatihan sebelumnya anak-anak yang terkendala pada public speaking akibat tidak ada pertemuan tatap muka, menjadi berani untuk terjun sebagai Master of Ceremony (MC).
"Dampaknya bagus, mereka bisa menjadi MC dan bahkan menjadi MC sekolah saat perpisahan, kegiatan sanggar tidak mengganggu karena seperti ekstrakurikuler," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
Advertisement
Advertisement