Advertisement
Begini Cerita Putri Sultan saat Mendesain Perhiasan Bernuasa Bunga Kraton Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Kelima putri Sri Sultan HB X meluncurkan koleksi perhiasan Kemuning di Nurkadhatyan Spa, kompleks Royal Ambarrukmo, Jogja, Jumat (5/8/2022). Perhiasan yang mengadopsi bebungaan di lingkungan internal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu diproduksi melalui kerja sama dengan artis Happy Salma.
Kelima perhiasan tersebut antara lain Putri Kemuning MKB terinspirasi GKR Mangkubumi; Putri Kemuning CDK terinspirasi dari GKR Condorkirono; Putri Kemuning MDR terinspirasi dari GKR Maduretno; Putri Kemuning GKH dari GKR Hayu; dan Putri Kemuning GKB terinspirasi dari GKR Bendara. Selain lima perhiasan tersebut ada satu lagi perhiasan yang diberi nama Ratu Kemuning yang merupakan inspirasi dari Permaisuri Sri Sultan HB X yaitu GKR Hemas.
Advertisement
GKR Condrokirono menjelaskan peluncuran perhiasan itu merupakan yang kedua kalinya setelah pada 2019 silam mengangkat tema Puspita. Saat ini bentuk perhiasan mengadopsi dari bunga-bungan di internal Kraton Jogja.
BACA JUGA: Ini Langkah Pemda DIY untuk Cegah Sekolah Negeri Wajibkan Aturan Jilbab
Dia mengakui ada kendala tersendiri ketika harus membuat ulang perhiasan atau mendesain bentuk tertentu dari Kraton. Pasalnya, ada beberapa benda yang tidak boleh dibawa keluar bahkan difoto. Sehingga proses desain menggunakan referensi beberapa buku kuno serta melalui proses kreatif.
“Pernah kami diskusikan cuma memang kendalanya kalau re-make [perhiasan asli] yang sudah di dalam kami itu susah membawa keluar karena tidak boleh dibawa keluar dari Kraton. Untuk difoto pun kami agak susah karena tidak dibolehkan oleh Ngarsa Dalem. Jadi hanya mengambil buku kuno, kami berdiskusi kendala, perhiasan jaman dulu pure solid gold. Sedangkan agar bisa dinikmati oleh banyak orang, kami segmen tersendiri,” kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Kraton ini saat peluncuran Kemuning, Jumat.
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Parwabudaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Mangkubumi menambahkan selain identik dengan simbol seperti naga merupakan perwujudan maskulin, Kraton juga dekat dengan lambang putri yang berwujud bunga.
Dalam hal tradisi budaya Kraton dekat dengan mawar putih, mawar merah, kenanga, kantil dan kemuning sebagai simbol perempuan. Oleh karena itu dia berkolaborasi dengan pemilik Tulola Jewelry, Happy Salma untuk mengkreasikan bunga Kraton ke bentuk perhiasan yang bisa dipakai secara harian oleh masyarakat.
“Kali ini mengangkat bunga di lingkungan Kraton. Agar bunga tersebut tidak hanya dipakai kalau ada tradisi, ada ritual adat di Kraton, tetapi bisa ditarik bisa tercipta di perhiasan yang bisa dipakai sehari-hari,” ujarnya.
Sementara Happy Salma mengatakan desain itu dibikin melalui proses kreatif dan riset yang cukup detail agar dapat memadukan antara bentuk simbol yang di Kraton dengan ditambah modifikasi modern. Proses pengerjaan perhiasan itu 100% menggunakan tangan dengan pola gergaji, tatah dibentuk dan dirangkai dengan patri.
Di studio miliknya proses pelapisan emat 18 karat dan penambahan mother of pearl, batu white crystal, batu rose quartz. “Bunga ini sederhana ada di sekitar kita mengajarkan leluhur kita sudah bermetaforfosa, kami tangkap riset, apa saja bunga di sana [Kraton] apa pun memiliki arti itu menyadarkan kedekatan kita kepada leluhur. Saya bangga diberi kesempatan untuk kolaborasi dengan lima putri Kraton Jogja,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca, Hujan Lebat Diperkirakan Terjadi di Gunungkidul dan Sleman Siang Ini
- Guru Penganiaya Siswa SLB di Gunungkidul Dibebastugaskan Sementara, Sanksi Tegas Menanti
- Digelar Tiga Kali, Debat Calon Kepala Daerah Gunungkidul Akan Membahas Ekonomi hingga Pendidikan
- 87 Orang Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Bantul Sepanjang April-September 2024
- Belasan Rumah di Gunungkidul Rusak Diterjang Hujan Angin
Advertisement
Advertisement