Buntut Tewasnya Suporter PSS Sleman, Pemkab Desak Jadwal Pertandingan Sepak Bola Malam Hari Dievaluasi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman meminta agar jadwal pertandingan sepak bola khususnya Kabupaten Sleman yang digelar malam hari untuk dievaluasi.
Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi munculnya gesekan antar pendukung seporter sepak bola yang terjadi di luar lapangan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Seperti diketahui, salah seorang suporter sepak bola PSS Sleman Aditya Eka Putranda, 19, warga Modinan, Banyuraden, Gamping meninggal dunia seusai menonton pertandingan antara PSS Sleman versus Persebaya Surabaya, Sabtu (27/8/2022). Pada 25 Juli lalu, seorang suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah juga meninggal dunia juga akibat adanya gesekan antarsuporter sepakbola.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan meskipun jadwal pertandingan sepak bola ditetapkan oleh PSSI Pusat terkait hak siar pertandingan oleh televisi swasta, Pemkab memberi masukan agar ada kebijakan khusus terkait jam pertandingan. "Ya walaupun kami tidak bisa menentukan jadwal, kami memberi masukan kepada PSSI terkait kejadian ini," katanya, Senin (29/8/2022).
BACA JUGA: Ferdy Sambo Bakal Kenakan Baju Tahanan Saat Rekonstruksi Kasus Brigadir J
Dia meyakini, dengan kejadian ini PSSI Pusat bisa mempertimbangkan jadwal pertandingan, khususnya di Sleman. Sebab kematian suporter sepak bola khususnya di Sleman sudah kedua kalinya terjadi dalam rentang waktu satu bulan. Menurutnya, perubahan jadwal pertandingan tersebut untuk mengantisipasi risiko (gesekan) yang bisa muncul.
"Risiko tersebut tidak berada dalam stadion tetapi di dalam stadion. Tetapi di luar stadion baik sebelum maupun sesudah pertandingan. Resiko ini yang perlu dipertimbangkan kalau suporter pulang terlalu malam," katanya.
Ditempat yang sama, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyatakan keprihatinannya atas kematian supporter PSS Sleman setelah pertandingan sepak bola yang masih terjadi. "Saya pribadi dan Pemkab Sleman menyampaikan belasungkawa sebesar-besarnya, atas meninggalnya anak kami ini. Kami akan memberi santunan. Kami serahkan [kasus ini] kepada pihak polisi agar diusut tuntas," ujarnya.
Kustini mengaku Pemkab selalu mengedukasi agar suporter tetap memegang teguh sportivitas dan tetap berhati-hati setiap mengikuti pertandingan. Menurutnya, banyak kejadian yang melibatkan suporter terjadi di luar stadion pada malam hari atau setelah pertandingan. "Sebagai tuan rumah memang kita harus bisa menata diri. Kejadian ini jangan terulang kembali. Saya mengajak seluruh masyarakat beserta TNI dan Polri untuk ikut gencar menjaga situasi bersama-sama," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum KONI DIY, Prof Djoko Pekik Irianto mengatakan paska kejadian tersebut ia menggelar rapat dengan Asprov dan Askot PSSI DIY untuk mencari solusi sistematis agar peristiwa serupa tidak pernah lagi terjadi. Apalagi, katanya sebentar lagi DIY akan menggelar Porda dan Peparda di mana salah satu cabang olah raga yang dikompetisikan adalah sepak bola.
Djoko akan membawa usulan perubahan jadwal tersebut ke pusat agar ada evaluasi terkait masalah tersebut. Hanya saja, lanjut Djoko perubahan jadwal tersebut tidak semata-mata faktor pelaksaaan jam liga. "Usulan (perubahan jadwal) itu termasuk aspek sosial. Tetapi masalah ini tidak hanya selesai dalam satu aspek sebab banyak terkait dengan aspek lain. Seperti edukasi para suporter, orang tua, pemilik klub dan pemangku kebijakan lainnya," ujar Djoko.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mahfud Temukan Ada Dugaan Pencucian Uang Rp189 Triliun di Bea Cukai
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
Advertisement