Advertisement

Kualitas Air Sungai di Jogja Semakin Buruk

Yosef Leon
Kamis, 29 September 2022 - 12:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kualitas Air Sungai di Jogja Semakin Buruk Merti Kali Code. - Antara/Hendra Nurdiyansyah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Indeks Kualitas Air (IKA) empat sungai yang melintas di Kota Jogja dilaporkan terus memburuk dari tahun ke tahun. Pencemaran limbah rumah tangga dan industri kecil disebut jadi penyebab. Masyarakat diimbau untuk peka dan peduli dengan kelestarian sungai karena menjadi daya dukung sistem ekologi yang penting terutama di perkotaan. 

Sub Koordinator Pengawasan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Intan Dewani mengatakan, sejak tiga tahun terakhir IKA empat sungai di Jogja meliputi Winongo, Code, Gajahwong dan Manunggal terus mengalami penurunan. Pada 2019 lalu, IKA sungai berada di angka 41 dan anjlok ke angka 38,44 pada semester II 2022. 

Advertisement

Menurut Intan, dalam pengukuran IKA suatu sungai pihaknya menggunakan delapan parameter untuk melihat sejauh mana tingkat pencemarannya. Kualitas pengukuran ditunjukkan dengan skala angka sampai 100. Semakin rendah indeks yang ditunjukkan oleh suatu sungai menyatakan semakin buruk kualitas airnya. 

"Penyebabnya pencemaran limbah, dari berbagai macam parameter memang tidak menunjukkan disebabkan apa secara spesifik, tapi kami hitung berdasarkan delapan parameter," kata Intan, Kamis (29/9/2022). 

Baca juga: Konversi Motor Listrik Senilai Rp15 Juta Per Unit, Adakah Bengkel di Jogja yang Bisa?

Intan menjelaskan, parameter paling dominan yang membuat kualitas air sungai di Jogja memburuk adalah pengaruh bakteri e-coli. Bakteri ini bisa berasal dari limbah rumah tangga berupa tinja atau aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK) dari warga yang berada di bantaran sungai. Kemudian juga dari limbah industri kecil yang disinyalir masih membuang sisa aktivitasnya langsung ke sungai. 

Dari empat sungai besar yang melintas di Jogja meliputi Winongo, Code, Gajahwong dan Manunggal semuanya secara umum menunjukkan kualitas yang buruk. Berdasarkan pengujian, tidak ada sungai yang secara khusus menunjukkan pencemaran paling tinggi atau paling rendah. DLH meminta warga untuk peduli dan menjaga kelestarian sungai untuk keberlanjutan lingkungan. 

"Sebenarnya kan ini upaya kita bersama dan butuh kesadaran masing-masing untuk tidak membuang limbah ke sungai. Harus dengan pengolahan lebih dulu," ujarnya. 

Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohjiani mengatakan, DLH bisa menindak industri atau peternakan yang masih membuang limbah langsung ke sungai tanpa proses pengolahan lebih dulu. Menurutnya masih banyak peternakan sapi, babi atau industri yang tergolong besar langsung membuang limbahnya ke sungai. 

"Kami masih sering mendapat laporan bahwa ada industri atau peternakan yang langsung membuang limbah sisa aktivitasnya ke sungai. Artinya ini kan perlu penindakan," kata Endang. 

Perlu Koordinasi

Di sisi lain, perlu pula koordinasi antar wilayah karena beberapa sungai di Jogja ada yang berbatasan langsung dengan wilayah Sleman atau Bantul. Endang mencontohkan seperti sungai Gajahwong yang dilintasi oleh Sleman dan juga Bantul, ada titik di sungai ini yang ketika musim kemarau airnya menghitam namun jernih saat ke bagian hilir. 

"Tidak tahu mungkin ada polutan semacam larutan oli mungkin di dasar sungai sehingga kalau airnya agak surut dia menjadi hitam," katanya. 

Peran komunitas, lanjut Endang mungkin hanya berdampak kecil sekali terhadap upaya pelestarian sungai. Aksi bersih-bersih hanya sia-sia dilakukan jika kesadaran bersama belum mampu diwujudkan. "Kita ya ada aksi bersih-bersih atau mengimbau warga yang saluran pembuangan rumah tangganya langsung ke sungai untuk mengganti dengan IPAL komunal, tapi ini kan kecil sekali dampaknya," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

9 Daerah di Jateng Berstatus Tanggap Darurat Bencana, Pj Gubernur: Tingkatkan Kesiapsiagaan

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement