Besok, Tim UNESCO Validasi Ulang Geosite Geopark di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Status keanggotan Geopark Gunungsewu dalam jaringan UNESCO Global Geopark (UGG) mulai divalidasi ulang. Selama dua hari, mulai 28-29 Juli 2023, Tim Asesor berada Gunungkidul untuk penilaian ulang tersebut.
Tim dari UNESCO terdiri dua orang, yakni Profesor Xiaochi Jin asal Tiongkok dan Soojae Lee asal Korea Selatan. “Sudah kami persiapkan dan jadwal acara juga sudah disusun untul validasi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Hary Sukmono, Kamis (27/7/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, validasi ulang tidak hanya dilakukan di Gunungkidul. Pasalnya, sebelum datang ke Bumi Handayani asesor UNESCO melakukan kunjungan lapangan ke Geopark Gunungsewu di Kabupaten Wonogiri dan Pacitan. “Hari ini Tim Asesor menilai geosite di Pacitan, Jawa Timur,” katanya.
Hary mengungkapkan, untuk validasi ulang sudah melakukan berbagai persiapan sejak beberapa bulan lalu. Salah satunya dengan pelaksanaan pravalidasi dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) yang menghasilkan sejumlah catatan agar diperbaiki. “Ada catatan saat pravalidasi. Ini menyangkut papan informasi hingga masalah kebersihan di lokasi geosite,” katanya.
BACA JUGA: Gunungkidul Peringati Satu Dasawarsa Geopark Gunungsewu, Ini Rangkaian Kegiatannya
Ia optimistis status keanggotan UGG bisa dipertahankan dalam proses validasi ulang untuk kedua kalinya. Hal ini tak lepas dari upaya perbaikan dan melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan dalam validasi.“Kami optimistis bisa lolos sehingga status UGG dapat dipertahankan,” katanya.
Bentang alam karst Gunungsewu memiliki luasan sekitar 1.802 kilometer persegi. Total ada 33 lokasi geosite, dengan rincian 13 lokasi di Gunungkidul, 13 lokasi di Pacitan dan tujuh lokasi lain berada di Wonogiri.
Pegiat Geopark Gunungsewu, Budi Martono mengatakan, awalnya bentang alam karst Gunungsewu hanya dikenal sebagai Geopark Pacitan di 2009 lalu. Setahun kemudian diusulkan untuk masuk jaringan UGG, namun ditolak keanggotaannya. “Baru setelahnya berganti menjadi Geopark Gunungsewu. Pengelolaan tidak hanya Pacitan, tapi juga melibatkan Gunungkidul dan Wonogiri,” kata Budi.
Menurut dia, dengan pengelolaan yang melibatkan tiga kabupaten dan tiga provinsi ini akhirnya pada 13 Mei 2013 ditetapkan sebagai geopark nasional oleh Kementerian ESDM bersama dengan KNGI. “Pada September diajukan menjadi anggota Global Geopark, tapi ditunda karena ada sejumlah catatan yang harus dipenuhi terlebih dahulu,” katanya.
Mantan Sekda Gunungkidul ini menambahkan, upaya melengkapi kekurangan terus dilakukan dengan mengacu pada hasil penilaian oleh tim. Tindaklanjut ini akhirnya membuahkan hasil karena pada 19 September 2015, Gunung Sewu dinobatkan sebagai anggota Global Geoparks Networks, yang sekarang berganti menjadi UGG.
“Penetapan dilaksankaan dalam kegiatan The 4th Asia-Pacific Geoparks Network (APGN), San'in Kaigan Symposium, Tottori-Jepang. Gunungsewu menjadi yang kedua masuk situs geopark dunia, setelah sebelumnya ditetapkan di Geopark Gunung Batur pada 2012 lalu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
Advertisement
Advertisement