Advertisement

Aksi Hijau Sungai Code, JSGI Rangkul Warga Tanam Pohon Kepel

Stefani Yulindriani Ria S. R
Jum'at, 28 November 2025 - 16:57 WIB
Maya Herawati
Aksi Hijau Sungai Code, JSGI Rangkul Warga Tanam Pohon Kepel Head of Media Strategist JSGI, Nugroho Nurcahyo (depan kedua dari kiri) berfoto bersama dengan beberapa perwakilan instansi pemerintah dan swasta di Kota Jogja dalam penanaman pohon di Sungai Code, Kotabaru, Gondokusuman pada (28/11/2025). - Harian Jogja - Stefani Yulindriani

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bantaran Sungai Code kembali menjadi lokasi aksi hijau. Puluhan warga menanam pohon kepel dan melarung bibit keben sebagai upaya memulihkan dan menjaga warisan ekologis sungai.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian Ekspedisi Hijau 2025 yang diinisiasi J Sustainable and Green Initiative (JSGI). Selain penanaman di Kotabaru, puluhan bibit tambahan juga akan ditanam di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Keparakan sebagai penguat ruang hijau kota.

Advertisement

Ada 20 pohon kepel yang ditanam di tepi Sungai Code dan melarung bibit pohon keben ke aliran sungai. Sedangkan tradisi melarung bibit diyakini dapat membawa benih-benih itu menemukan tanah baru untuk tumbuh, disebarkan oleh arus sampai ke tempat paling subur, sebagaimana harapan yang ingin ditumbuhkan dari kegiatan sederhana ini.

Dengan pelampung terikat, beberapa relawan mengayuh perahu, sementara lainnya berdiri di bibir sungai, melempar biji-biji keben ke permukaan air yang berkilau. Tepuk tangan kecil terdengar setiap bibit melayang ke air, tenggelam perlahan, mengikuti arus.

Dikutip dari Kratonjogja.id, keben atau yang dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Barringtonia asiatica merupakan pohon pesisir yang dapat tumbuh hingga 30 meter. Buahnya berlapis serabut, membuatnya mampu mengapung dan tersebar melalui air. Tanaman tersebut cocok sebagai simbol penyebar kehidupan. Di beberapa daerah di Asia Tenggara, bagian pohon ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bahkan racun ikan.

Pohon keben tersebut pun menyimpan banyak filosofi antara lain dimaknai sebagai pohon perdamaian, pelambang keagungan, penjaga kesucian, bahkan simbol penutup hawa nafsu. Bentuk buahnya yang khas kerap menjadi inspirasi ornamen Jawa.

Menanam keben di Sungai Code hari itu lebih dari sekadar aksi lingkungan; penanaman tersebut menjadi simbol pemulihan, menjaga warisan, dan mengembalikan hubungan manusia dengan sungai sang sumber peradaban.

Head of Media Strategist JSGI, Nugroho Nurcahyo menyampaikan kegiatan itu merupakan penutup dari rangkaian Ekspedisi Hijau 2025.

“Ini adalah langkah kecil, tapi kami berharap bisa memercikkan semangat kepada warga bantaran Sungai Code untuk turut menjaga sungai yang kita cintai ini,” ujarnya.

Menurut Nugroho, penanaman pohon dipilih bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia yaitu pada 28 November. Pada waktu tersebut curah hujan yang terjadi juga sedang tinggi-tingginya, sehingga peluang bibit bertahan hidup lebih besar. Kegiatan ini juga menjadi kick-off program kelestarian sungai JSGI tahun 2026.

Sementara Ketua Gerakan Cinta Code, Haris Syarif Usman, menyampaikan kisah panjang perjuangannya menjaga sungai di Jogja sejak beberapa puluh tahun silam. Pria yang menjalani masa kecil tinggal di sekitar Sungai Code tersebut melihat dan merasakan secara langsung perubahan di sungai itu beberapa puluh tahun belakangan.

“Dulu saya berenang dan mencari ikan di sungai ini. Ikan endemik banyak sekali. Sekarang tinggal lele dan sapu-sapu. Kondisi ini memprihatinkan,” katanya.

Haris menilai kesadaran warga untuk merawat kelestarian dan kebersihan sungai menjadi kunci. Menurutnya, ketika masih ada warga yang membuang sampah ke sungai maka kelestarian dan kebersihan lingkungan tidak akan terwujud. Dari situ, edukasi untuk menjaga kelestarian dan kebersihan sungai menurutnya perlu digenjot.

Dia pun mengapresiasi langkah JSGI dengan melakukan penanaman ratusan pohon di bantaran sungai dan RTHP di Kota Jogja. Menurutnya langkah tersebut dapat meningkatkan kesadaran warga untuk melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Sungai adalah sumber peradaban. Tidak ada sungai, tidak ada kehidupan. Sementara menanam pohon menjadi solusi paling jitu mengurangi pemanasan global,” katanya.

Sedangkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Jogja, Patricia Heny Dian Anitasari menyampaikan apresiasi atas kegiatan tersebut.

“Langkah kecil ini akan berdampak besar di masa depan. Kami berharap warga sekitar menjaga kebersihan sungai dan menghentikan kebiasaan membuang sampah ke sungai,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, ada 20 pohon kepel yang ditanam di lahan basah pinggir Sungai Code. Sementara ada 80 pohon lainnya akan ditanam di RTHP Keparakan, Mergangsan. Di sana juga dilarung beberapa tanaman keben yang diharapkan dapat tumbuh untuk menghijaukan bantaran Sungai Code.

Tidak ada panggung mewah, tidak ada sorotan kamera besar, hanya tanah basah, sapuan arus, dan tangan-tangan kecil yang bekerja dalam diam. Dan dari Sungai Code hari itu, mengalir sebuah pesan bahwa menjaga sungai adalah menjaga hidup kita sendiri. Menanam pohon adalah menanam masa depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Tol Semarang-Demak Dibidik Beroperasi April 2027

Tol Semarang-Demak Dibidik Beroperasi April 2027

News
| Jum'at, 28 November 2025, 16:37 WIB

Advertisement

Selandia Baru Bangun Wisata Alam yang Sehat dan Inklusif

Selandia Baru Bangun Wisata Alam yang Sehat dan Inklusif

Wisata
| Rabu, 26 November 2025, 16:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement