Penyuap Haryadi Suyuti Divonis 2,5 Tahun Penjara

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sidang korupsi izin apartemen di Jogja yang menyeret mantan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti memutuskan terdakwa penyuapan, yaitu Direktur Java Orient Properti Dandan Kartika Jaya divonis 2,5 tahun penjara. Putusan majelis hakim tersebut lebih tinggi dari tuntutan jaksa yang hanya dua tahun penjara.
Putusan tersebut dibacakan hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jogja, pada Senin (7/11/2022). Sidang yang berlangsung hybrid tersebut menghadirkan terdakwa melalui video conference karena sudah ditahan di Rumah Tahanan KPK, Jakarta Selatan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Ketua majelis hakim persidangan, Djauhar Setyadi dalam pembacaan putusannya menyebut Dandan telah terbukti melakukan penyuapan untuk memuluskan izin mendirikan bangunan Apartemen Royal Kedhaton. Selain memvonis 2,5 tahun penjara, Djauhar juga membebankan hukuman denda sebesar Rp200 juta.
Atas putusan tersebut, Dandan memberikan keterangan pikir-pikir. Begitu juga jaksa penuntut umum (JPU), jika dalam tujuh hari mendatang tak ada keterangan lanjutan maka terdakwa dianggap menerima keputusan tersebut.
Kepala Humas Pengadilan Tipikor Jogja Heri Kurniawan menyebut putusan tersebut didasarkan pada pembuktian hakim bahwa terdakwa melanggar Pasal 5 Undang-undang Tipikor. “Sesuai pembuktian persidangan, terdakwa terbukti melakukan suap dan melanggar seperti yang dituntutakan JPU,” katanya, Senin sore.
Heri menjelaskan jika Dandan tidak membayarkan dendanya maka akan diganti penambahan hukuman selama empat bulan. “Kami juga akan menunggu sampai tujuh hari kedepan apakah terdakwa keberatan dengan putusan tersebut,” jelasnya.
Terdakwa penyuapan lain, yaitu mantan Bos Summarecon Agung, Oon Nasihono yang telah divonis tiga tahun penjara telah menerima putusan tersebut. “Karena waktu pikir-pikir terdakwa Oon sudah habis dalam tujuh hari ini maka dianggap menerima keputusan tersebut, sehingga sudah inkrah,” kata Heri.
Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW) Baharuddin Kamba menilai putusan tersebut terlalu rendah. “Vonis 2,5 tahun penjara terhadap terdakwa Dandan Jaya Kartika merupakan setengah dari ancaman pidana sebagaimana yang diatur dalam pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-undang Tipikor,” jelasnya Senin siang.
BACA JUGA: Covid-19 Mengganas Lagi, 4 Warga Gunungkidul Dirawat di Rumah Sakit
Kamba juga menilai denda yang dibebankan pada terdakwa. “Denda yang dijatuhkan terbilang mendekati maksimal yakni Rp200 juta dari ancaman pidana maksimal yakni Rp250 juta. Meskipun subsidairnya terbilang rendah yakni hanya empat bulan seharusnya dengan vonis pidana denda Rp200 juta subsider yang dijatuhkan minimal enam bulan,” tegasnya.
Meskipun demikian, Kamba mengapresiasi putusan majelis hakim. “Kami mengapresiasi karena putusa.n yang diberikan lebih tinggi dari tuntutan JPU,” katanya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Geser Rusia, Amerika Kini Jadi Pemasok Minyak Mentah Terbesar Eropa
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
Advertisement