Advertisement
Cerita Bergambar dari Jogja Disajikan dengan Teknologi Digital untuk Tingkatkan Minat Anak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY menerbitkan bergam buku cerita bergambar dengan menggunakan augmented reality atau realitas berimbuh. Melalui penggunaan teknologi digital tersebut, anak-anak dapat membaca buku dengan pengalaman realitas yang lebih nyata.
Terdapat enam buku cerita bergambar yang sudah diterbitkan BPNB DIY yang menggunakan teknologi augmented reality. Penggunaan teknologi tersebut mulai dicoba sejak 2020. Sasaran dari program tersebut adalah anak-anak, agar mereka lebih tertarik pada cerita-cerita budaya lokal.
Advertisement
Buku tersebut antara lain menceritakan Pangeran Samber Nyawa, Dewi Sri Tanjung, Rara Anteng, hingga Jaka Seger. Kuasa Pengguna Anggaran BPNB DIY Dwi Ratna Nurhajarini menyebut penerbitan buku tersebut sebagai cara melestarikan nilai-nilai budaya yang ada. “Cerita-cerita rakyat itu termasuk bagian dari objek pemajuan kebudayaan, yang sifatnya tak benda. Ini akan terus dilestarikan dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada,” kata dia, Selasa (22/11/2022).
Ratna menjelaskan penerbitan didahului riset yang komprehensif. “Agar cerita yang disampaikan dalam buku cerita gambar maupun augmented reality tidak salah, jadi risetnya cukup maksimal,” ujarnya.
Sebelumnya, BPNB DIY juga sudah menerbitkan lima buku cerita bergambar. “Pada 2019 kami bikin juga tapi belum dilengkapi augmented reality, ini kami tingkatan inovasinya agar anak-anak semakin menggemari pelestarian budaya," katanya.
BACA JUGA: Orang Merokok Sembarangan di Malioboro Jogja Bisa Didenda Rp7 Juta
Pamong Budaya Ahli Madya Ernawati Purwaningsih yang mengoordinasi penerbitan tersebut menjelaskan selain cerita rakyat, tema yang diambil juga terkait tokoh sejarah. “Buku ini kami kirimkan ke berbagai perpustakaan, sekolah, dan tempat anak lainnya agar bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata dia, Selasa siang.
Selain bentuk fisik, buku juga dapat dimiliki secara lunak dengan diunduh di laman BPNB DIY. “Tujuannya agar literasi terkait kebudayaan juga tumbuh di kalangan anak-anak,” ujarnya.
BPNB DIY mulai 1 November kemarin sudah melebur jadi Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah 10. Baik Erni maupun Ratna berharap program penerbitan buku cerita bergambar dapat terus dilakukan. “Karena ini program yang strategis dalam pelestarian budaya terutama yang sasarannya anak-anak,” kata Erni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenkop UKM Targetkan RUU Perkoperasian Disahkan Akhir 2023
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Disbud DIY Gelar Lomba Gobak Sodor Antar Pegawai Pemda
- Prakiraan Cuaca Jogja dan Sekitarnya Selasa 26 September 2023
- Jadwal Kereta Bandara YIA Reguler Selasa 26 September 2023 dan Cara Pesan Tiket
- Rapat Kerja Cabang DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Bahas Hal ini
- Mulai Tahun Depan, 8.000 Lansia di DIY Bakal Terima Bantuan Senilai Rp300.000 per Bulan
Advertisement
Advertisement