Kekurangan Lapangan Sepak Bola, Pemkot Jogja Diminta Beli Lahan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Pemkot Jogja diminta menambah fasilitas area latihan sepak bola bagi kelompok pembinaan yang ada di wilayahnya.
Fasilitas lapangan sepak bola yang dimiliki sekarang dinilai masih kurang sehingga kurang optimal dan memaksa kelompok pembinaan untuk latihan di berbagai lokasi dengan menyewa.
Advertisement
"Kami sangat kekurangan fasilitas lapangan sepak bola, kalau dihitung cuma ada lima, yakni di Lapangan Karangwaru, Mancasan, Minggiran, Sidokabul dan Lapangan Karang," kata Ketua Askot PSSI Kota Jogja, Susanto Dwi Antoro, Minggu (27/11/2022).
Dengan jumlah klub atau sekolah sepak bola (SSB) yang sebanyak 29, maka jumlah lapangan itu tentu tidak mencukupi. Untuk itu, pihaknya akan mendorong dinas terkait untuk mengkaji pembelian lahan di luar Jogja untuk dijadikan lapangan sepak bola atau fasilitas penunjang keolahragaan.
"Ke depan akan kami dorong Dikpora untuk membeli lahan, karena di Jogja ada berapa banyak asrama mahasiswa yang dibeli oleh Pemda masing-masing? Kenapa kami tidak bisa. Masih banyak area yang kosong di Sleman, Klaten atau Bantul, itu bisa dibeli untuk jadi lapangan," ujarnya.
BACA JUGA: Ruang Ekonomi Kreatif Pasar Prawirotaman Direbranding, Fasilitas Makin Lengkap
Antoro menyebut, kondisi kurangnya lapangan sepak bola itu tentu berdampak pada efektivitas pembinaan atlet usia dini. Banyak tim atau SSB yang akhirnya memilih menyewa tempat latihan di tempat lain karena kekurangan fasilitas. Padahal, potensi sepak bola Kota Jogja bisa disebut cukup lumayan untuk bisa bersaing di berbagai ajang penyelenggaraan resmi.
"Banyak yang memilih latihan di area pinggiran. Ada yang di Baturetno menyewa kemudian di AAU, Tamanan dan lainnya. Tapi proses sepak bola ini ada dan terus berjalan," kata dia.
Di sisi lain, kelima lapangan sepak bola yang berstatus milik Pemkot Jogja itu juga belum sepenuhnya memenuhi standar. Hanya lapangan Karang yang baru dilakukan penataan dan selesai pada tahun lalu dengan anggaran senilai Rp6,3 miliar. Sementara lapangan Mancasan yang berada di Wirobrajan baru masuk ke tahap detail engineering design (DED).
Adapun Stadion Kridosono yang berada di Kotabaru berstatus milik Pemda DIY yang dikelola oleh PT Anindya Mitra Internasional (AMI).
"Ini tentu tantangan ke depan bagaimana memperbanyak fasilitas, alhamdulillah lewat Dikpora lapangan Karang representatif, ke depan yang lain akan kita dorong untuk diperbaiki. Macasan sudah ada DED-nya untuk jadi lapangan yang ideal paling tidak untuk latihan bagi yang berbasis umur. Kalau stadion kita sudah punya Mandala Krida," ungkapnya.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dikpora Kota Jogja, Agus Trimadi menyebut pola pembinaan kepada calon atlet usai dini sangat penting di wilayah setempat.
Pihaknya beberapa waktu lalu juga telah membuat peta jalan pembinaan dan prestasi olahraga di Kota Jogja untuk anak usia dini. Fasilitas dan sarana prasarana pendukung ke depan akan terus dioptimalkan untuk mendukung pengembangan keolahragaan di Jogja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement