Advertisement

Promo November

Hore! Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Diterima Warga Tirtomartani & Selomartani

Lugas Subarkah
Rabu, 21 Desember 2022 - 19:57 WIB
Arief Junianto
Hore! Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Diterima Warga Tirtomartani & Selomartani Sejumlah warga terdampak tol Jogja-Solo Kalurahan Tirtomartani menerima UGR, di kantor Kalurahan Tirtomartani, Rabu (21/12/2022) - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Puluhan warga Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan yang terdampak proyek jalan tol Jogja-Solo memadati kantor Kalurahan Tirtomartani, Rabu (21/12/2022). Mereka menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) pembebasan lahan tol Jogja-Solo.

Salah satu warga terdampak tol Jogja-Solo, Nugroho mengaku memiliki tiga bidang lahan yang terdampak tol, masing-masing seluas 108 meter persegi, 123 meter persegi dan 188 meter persegi. “Tetapi yang belum bisa cair satu karena dulu bidang fondasinya tidak dimasukkan ke ganti ruginya, jadi ini baru dua dulu,” ujarnya, Rabu.

Advertisement

Dia mengungkapkan dari lahannya yang terdampak tersebut, UGR yang didapatkan sekitar Rp2,3 juta per meter. Lahan miliknya berlokasi di Dusun Dalangan dan berupa tanah kosong tanpa bangunan maupun usaha pertanian atau perkebunan. “Letaknya masuk gang, tidak di pinggir jalan,” katanya.

Tanah tersebut miliknya sendiri yang ia beli pada 2019 silam, sebelum adanya sosialisasi tol Jogja-Solo. Dia pun tak tahu jika lahan yang baru dibelinya tersebut akan terdampak tol. Sementara rumah Nugroho yang juga di Dusun Kalimati justru tidak terdampak.

BACA JUGA: Siap-Siap! Tebing Breksi & Kaliurang Diperkirakan Macet Saat Nataru

Pada 2019, dia membeli tanah tersebut seharga Rp1 juta per meter. Menurutnya untuk harga saat ini di lokasi sekitarnya, nominal UGR tersebut cukup meski mepet. “Kalau buat beli tanah kosong lagi ngepres untuk di sekitar sini. Sekarang sudah naik semua,” ungkapnya.

Walau nominalnya cukup, dia menyayangkan lamanya pencairan UGR tersebut. Warga terdampak di Tirtomartani pertama kali mendapat sosialisasi pada 2019, terbit Izin Penetapan Lokasi (IPL) 2020 dan keluar nominal UGR pada pertengahan 2022.

“Dulu dijelaskan awal, nanti setelah keluar nominal rupiah itu, Cuma 45 hari sudah bisa pencairan. Tetapi ini lama banget. Proses menunggunya lama sekali. Kasihan yang punya rumah itu. Kalau tanah kosong sih mendingan,” kata dia.

Pencairan UGR di Kalurahan Tirtomartani berlangsung selama empat hari, Selasa-Jumat (20-3/12/2022). Setelah di Tirtomartani, pencairan selanjutnya adalah di Kalurahan Selomartani pada pekan berikutnya, tepatnya Selasa-Kamis (27-29/12/2022).

Kabid Pengadaan Tanah Kanwil BPN DIY, Margaretha Elya Lim Putraningtyas, menuturkan di Kalrahan Titartani ada 211 bidang tanah dan 24 nonbidang tanah, dengan total luasan sebesar 83.153 meter persegi. Total nominal UGR di kalurahan ini sebesar Rp222.902.430.714.

Kemudian untuk Kalurahan Selomartani yang juga akan dibayarkan pada Desember ini, mencakup sebanyak 149 bidang tanah dan tujuh nonbidang, dengan total luasan sebesar 66.573 meter persegi dan nominal ganti rugi Rp125.799.554.447.

Dia mengungkapkan pada Desember ini sebenarnya Kalurahan Bokoharjo juga sudah diajukan pencairannnya ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), tetapi yang sudah dijadwalkan baru Kalurahan Tirtomartani dan Selomartani. “Masih menunggu izinnya. Kami yang Desember sudah habis. Akhir tahun hanya dapat dua izin dari LMAN,” kata dia.

Di Kalurahan Tirtomartani dan Selomartani, dia mengakui sosialisasi pembebasan lahan sudah dilakukan sejak 2019 silam. Proses pencairan UGR molor hingga 2022 dikarenakan adanya kendala pandemi yang menyebabkan banyak pembiayaan pemerintah termasuk untuk tol dialihkan ke bidang kesehatan.

“Kami prosesnya ketika Penlok [Izin Penetapan Lokasi] sudah terbit. Begitu terbit kami baru menyusun jadwal pelaksanaannya. Tetapi kami tahu, Penlok terbit di 2020, itu ada pandemi, dua tahun. Di situ keuangannya tidak bisa ke tol semua karena dialihkan ke kesehatan. Jadi kami belum bisa melaksanakan kalau belum ada uangnya,” ujarnya.

IPL tol Jogja-Solo baik seksi 1 maupun 2 semuanya sudah terbit pada 2020. Adapun untuk seksi 3, yakni Jogja-YIA, belum terbit karena saat ini masih dalam proses sosialisasi. “Mulai dari Selomartani sampai ke Tirtoadi sudah masuk ke Penlok,” katanya.

Untuk seksi 3, karena saat ini sudah pemulihan pasca pandemi, ia berharap tidak lagi selama seksi 1 dan 2 pembayaran UGR-nya. “Karena kami juga dibatasi waktu, sesuai undang-undang. Kalau dibatasi waktu berarti kita harus support SDM-nya sebanyak mungkin supaya memenuhi target waktu,” ungkapnya.

Warga terdampak tol Dusun Jobohan, Kalurahan Bokoharjo, Priyono, menyayangkan UGR di kalurahan tersebut belum bisa dibayarkan pada tahun ini. “Mundur tahun depan sepertinya,” katanya.

Karena belum ada kejelasan kapan tepatnya waktu pembayaran UGR, hingga kini pun ia belum bisa mencari lahan pengganti. “Belum berani, belum pegang amunisi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement