Advertisement

Kisah Omah Cantrik yang Tak Mau Sukses Sendiri

Sirojul Khafid
Minggu, 15 Januari 2023 - 11:57 WIB
Sunartono
Kisah Omah Cantrik yang Tak Mau Sukses Sendiri Suasana Omah Cantrik. - Harian Jogja/Sirojul Khafid.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Omah Cantrik tidak mau sukses sendiri. Dengan memberdayakan banyak sektor di sekitar tempat usahanya, mereka ingin warga desa juga turut sejahtera.

Kaki bisa berjalan sejauh mata memandang. Jiwa bisa mengembara sejauh cita-cita membentang. Namun ada waktu yang mengantar kita untuk pulang. Bukan perkara kalah menang, pulang justru untuk bisa semakin berkembang.

Advertisement

Sang pemilik Omah Cantrik, Andre Windarto punya niat besar membuat tempat kelahirannya untuk bisa semakin maju, termasuk dari sisi ekonomi. Niat yang sepertinya tidak main-main. Dia merombak kebun yang kini berdiri tempat makan Omah Cantrik.

Perlu bantuan google maps untuk sampai di tempat makan yang berada di Turus, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo ini. Tidak berada di pinggir jalan persis, perlu masuk beberapa ratus meter ke dalam kampung. Suasana jalanan kampung yang sepi berubah saat sampai di Omah Cantrik. Banyak mobil bernomor polisi luar DIY yang terparkir di halaman.

Semua bermula 2019. Proses pembangunan Omah Cantrik cukup besar, perlu membabat kebun dan mendirikan beberapa bangunan utama. Belum lah bangunan selesai, pandemi Covid-19 keburu singgah. “Udah pandemi duluan, terus [pembangunan selesai] kami buka. Waktu itu isu pandemi belum kuat, masih lancar. Sampai momen di Jogja banyak penyekatan, akhirnya kami tutup sebulan,” kata Andre.

Tour VW dan Membatik

Halangan adanya pandemi memang besar, namun bahkan tanpa itu pun, Andre sempat was-was dengan konsep tempat makan di kampung. Sudah banyak tempat makan di sekitarnya yang menawarkan pemandangan alam yang lebih cantik. Konsep awal, suasana kampung menjadi andalannya. Pesimistis ini sampai pada tahap, “Kalau enggak laku, nanti buat tempat ngopi sendiri aja.”

Meski pengalaman mengelola tempat kuliner sebelumnya membuktikan apabila perlu banyak inovasi agar terus berkembang. Andre kemudian menambah karakter Omah Cantrik dengan menyediakan Tour Volkswagen (VW).

Ada delapan mobil VW yang siap mengantarkan pengunjung menyusuri kampung. Selain bisa menyapa warga, adapula kunjung ke sawah, berfoto dengan latar bukit menorah, sampai ke tempat kerajinan tangan langsung oleh warga.

Setiap hari, delapan VW milik Andre selalu mengantarkan tamu. Pada momen-momen liburan, dia bahkan perlu bantuan dari komunitas VW Jogja untuk mengantar tamu. Cukup dengan Rp230.000 per paket yang berisi empat orang, wisatawan bisa berkeliling desa, membeli oleh-oleh, dan mendapat sajian makanan di Omah Cantrik.

“Orang berwisata itu mencari pengalaman apa aja yang bisa dilakukan atau didapatnya. Misal Tour VW masih kurang, kami juga memberikan opsional lain berupa membatik,” kata Andre, pria berusia 31 tahun.

Omah Cantrik menyediakan peralatan dan instruktur batik bagi anak-anak. Agar upaya edukasi ini bisa sampai dengan menyenangkan, motif batik yang diajarkan juga berupa gambar-gambar kekinian. Gambar seperti doraemon, mobil, dan sebagainya. Saat libur panjang, sehari bisa mencapai 30 orang.

Membangun Desa

Sedari awal pembuatan Omah Cantrik, semua lini usahanya berusaha untuk turut menyejahterakan masyarakat sekitar. Di samping merekrut karyawan yang utamanya ada di desa, bahan baku makanan juga berasal dari petani sekitar. Ini salah satu cara menampung potensi yang ada di desa.

Meski Andre juga perlu memastikan kualitas bahan makanan dari petani sesuai standar yang baik. Bahan makanan ini yang akan disajikan untuk 150-500 pengunjung Omah Cantrik setiap harinya. Sehingga selain membeli, dia juga mengedukasi terkait standar bahan makanan.

“Ada juga potensi yang kemudian muncul seperti menjual oleh-oleh. Kami minta pada masyarakat, kami beri gambaran, ada peluang untuk bisa ngisi [rak oleh-oleh] tempe, peyek, atau makanan tradisional lainnya.”

Dalam waktu dekat, Omah Cantrik juga akan menyajikan tarian tradisional yang akan menghibur para pengunjung. Penari merupakan pegawai Omah Cantrik. Selain melestarikan tariannya, hal ini agar internal Omah Cantrik juga menjadi pelaku budaya secara nyata.

“Gambaran jauhnya, kami mempersembahkan Omah Cantrik untuk Kulonprogo. Ini milik Kulonprogo. Silakan digunakan untuk kepentingan kedinasan, masyarakat, atau lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Truk Molen Tersangkut Jembatan Kereta Api di Jakarta Timur, Begini Penampakannya

News
| Sabtu, 14 September 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement