Advertisement
UMP Rendah Jadi Sebab Kemiskinan di DIY Tinggi? Ini Kata Pakar

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat DIY menjadi provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa per September 2022. Rendahnya Upah Minimum Provinsi (UMR) DIY apakah berkontribusi pada kemiskinan?
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto mengatakan pengaruh UMP terhadap tingginya angka kemiskinan tergantung berbagai variabel. UMP DIY saat ini sekitar Rp1,9 juta. Sementara, BPS mengategorikan seseorang miskin apabila belanja bulannya di bawah garis kemiskinan. Sementara garis kemiskinan sebesar Rp550.000.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Sementara, rata-rata anggota keluarga adalah 4,2 orang. Pengertian upah minimum adalah upah yang bisa memenuhi kebutuhan hidup pekerja yang masih single dan baru bekerja kurang dari setahun. "Tidak fair kalau membandingin upah minimum dengan jumlah anggota keluarga 4,2 orang karena konsepnya single," ucapnya kepada Harianjogja.com, Rabu (25/1/2023).
BACA JUGA: Wilayah Selatan Akan Digarap untuk Atasi Tingginya Angka Kemiskinan di DIY
Penduduk miskin yang ada di perkotaan dan bekerja di sektor informal tidak mengenal upah minimum. Penduduk miskin di desa juga tidak mengenal upah minimum karena rata-rata bekerja di sektor pertanian. "Upah minimum ini relevan untuk usaha formal. Bisa jadi orang yang bekerja di sektor formal dapat upah sedikit enggak cukup. Tetapi tidak berpengaruh karena kecil kontribusinya dibandingkan dengan pekerjaan di pedesaan seperti pertanian dan sektor informal," jelasnya.
Guna mengentaskan kemiskinan, yang paling penting segera dilakukan adalah menciptakan lapangan kerja dan memberikan penghasilan layak. Dengan demikian, seseorang bisa belanja layak di atas kriteria garis kemiskinan. "Ini sepertinya mudah, tapi enggak gampang. Prinsipnya ciptakan pekerjaan dengan penghasilan yang cukup sehingga tidak miskin lagi," paparnya.
BACA JUGA: Catat! Ini Penyebab DIY Tetap Dicap Miskin oleh Data BPS
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan kemiskinan di Sleman tahun ini sudah menurun. Tahun lalu 8,64 persen dan sudah turun menjadi 7,8 persen atau hampir satu persen. Perekonomian sudah mulai menggeliat setelah pandemi Covid-19. Semua sektor sudah berjalan kembali. Tahun ini Sleman menargetkan angka kemiskinan bisa turun di bawah 7 persen.
"Insyaallah kalau kami kencang di bawah 7 persen, karena kemiskinan enggak mungkin zero [nol]. Target setiap tahun minimal satu persen turun," paparnya.
Upaya mengentaskan kemiskinan akan dilakukan dengan pemetaan di setiap wilayah. Penyebab kemiskinan di setiap wilayah Sleman beda-beda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
- Siap-Siap, Klaten Segera Punya Perda tentang Pesantren dan Pendidikan Pancasila
- Akhir Polemik Tunggakan Sewa Lahan Aset KAI di Wonogiri, Begini Perjalanannya
- 122 Akademisi se-Indonesia Dukung Richard Eliezer Dihukum Ringan
- Prakiraan Cuaca Karanganyar Hari Ini 7 Februari 2023, Bawa Payung Meski Berawan
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kunjungan Malioboro Meningkat, Oleh-oleh Bakpia Kukus Kebanjiran Pembeli
Advertisement
Berita Populer
- 75 Panwaslu Kalurahan di Bantul Resmi Telah Ditetapkan
- Pengurus Paguyuban Bregada Rakyat Sembada Dikukuhkan
- Sukses Garap Tol Jogja Solo Senilai Rp7,8 Triliun, Adhi Karya Bidik Potensi Tol Demak-Tuban
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: DIY Berawan di Siang Hari
- Sultan HB X: ATF 2023 Jadi Babak Baru Kerja Sama Pariwisata Lebih Bermartabat
Advertisement
Advertisement