Advertisement

Promo November

Rest Area JJLS, Wilayah Selatan Bantul Dirancang Jadi Kawasan Rekreasi Air

Andreas Yuda Pramono
Senin, 13 Februari 2023 - 15:17 WIB
Bhekti Suryani
Rest Area JJLS, Wilayah Selatan Bantul Dirancang Jadi Kawasan Rekreasi Air Ilustrasi jembatan. JJLS Bantul dan Kulonprogo akan tersambung tahun depan melalui Jembatan Srandakan III. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Penataan kawasan Pantai Selatan Jawa (Pansela) di DIY utamanya Kabupaten Bantul akan dimulai pada 2024. Saat ini masterplan penataan di sejumlah wilayah seperti Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Bantul telah selesai dibuat.  

Kepala Bappeda Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayati mengatakan khusus untuk penataan kawasan Tirtohargo akan dilakukan pada tahun 2024.   

Advertisement

“Penataan Pansela sebelah barat, mulai dari Tirtohargo sampai Pantai Baru itu kami kerjakan keroyokan bersama teman-teman dari beberapa universitas seperti Polbangtan, STP AMPTA, dan UGM. Nah, yang sudah jadi masterplan-nya itu Tirtohargo,” kata Fenty ditemui di kantornya pada Senin (13/2/2023).

Dari hasil amatan Bappeda dan UGM di areal persawahan, terdapat Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Pamsimas tersebut bersumber dari anak Sungai Opak, sehingga memiliki air baku yang banyak dan memiliki potensi untuk dijadikan arena rekreasi air.

Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang melintasi Kalurahan Tirtohargo dimanfaatkan sebagai sarana pembawa wisatawan sehingga dapat transit di rest area yang akan dibangun di Tirtohargo.

“Akses menuju lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan mobil dan sepeda motor dan belum dilewati fasilitas transportasi umum serta kondisi jalan masih berupa jalan setapak dan belum sepenuhnya dalam kondisi teraspal. Namun, akasesibilitas site lokasi berdekatan dengan rencana pembangunan JJLS, dengan demikian memiliki potensi peningkatan tingkat aksesibilitas,” katanya.

Nantinya, di Tirtohargo akan ada sarana-prasarana pendukung seperti musala, toilet, gazebo mini, food court, penitipan barang, office, dan ruang bilas. Bahkan, akan dibuat juga landmark, kolam renang dewasa dan anak-anak.

“Desain yang ada berusaha mengakomodasi kebutuhan yang diperlukan oleh pengunjung waterpark. Fungsi utama yang diangkat adalah sebagai rekreasi air yang menyediakan berbagai fasilitas seperti adult pool, kiddy pool, musala, toilet, shower room, ticket box, office, food court, parkir mobil dan motor, serta tempat duduk,” ucapnya.

BACA JUGA: Tanah Uruk Pembangunan Tol Jogja-Solo Dikeruk dari Gunungkidul

Lalu, konsep sirkulasi pada area kolam renang dirancang menggunakan model loop agar semua fasilitas dapat dijangkau dan diakses. Pintu masuk diletakkan di dekat pintu keluar-masuk parkir motor dan mobil. Sebelum memasuki area kolam renang, sirkulasi pengunjung diarahkan menuju area ticket box. Area parkir yang disediakan tersebut dapat menampung kurang lebih delapan dan 30 motor.

“Kemudian, konsep lighting yang diangkat menggunakan tiga jenis pencahayaan yaitu lampu taman pilar, lampu PJU Tenaga Surya, lampu LED Outdoor, serta lampur spiral florescent,” lanjutnya.

Tidak berhenti di situ, beberapa tanaman juga akan ditanam sebagai tanaman peneduh dan penghias seperti pohon mangga, ketapang. Guna menghilangkan kesan blankwall, maka akan ditanam juga pohon bambu cina di sekitar dinding kolan renang. Kemudian, bunga bougenvil dan tapak dara juga akan ditanam untuk memperindah lokasi tersebut.

Sementara untuk pengerasan jalan, material yang akan digunakan antara lain paving block, keramik lantai, keramik granit anti slip yang polos dan berpola, lalu keramik granit slip, keramik kamar mandi.

“Kalau melihat dari sisi pantai, tentu pantai di Bantul itu kalah dengan pantai di Gunungkidul. Karena itu kami harus membuat strategi lain untuk pariwisata. Fasilitasnya diperbanyak. Sekarang kalau melihat landscape mulai dari Pantai Depok sampai Pantai Baru kan sama. Beda dengan Gunungkidul yang pasir pantainya putih dan ada terumbu karang. Ombaknya pun berbeda,” kata dia.

Saat ini, Bappeda sedang mengusulkan proposal pendanaan ke Kemendikbud RI. Ada lima wilayah yang diusulkan antara lain Tirtohargo, Gadingsari, Poncosari, Srigading, dan Kretek.

“Kemendikbud kan punya program matching fun. Jadi desa atau kalurahan itu punya anggaran berapa, nah nanti anggaran tersebut juga akan disupply oleh Kemendikbud sepuluh kali lipat. Ini masih proses seleksi,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement