Advertisement

Pedagang Kantin SMP Pangudi Luhur Jogja Klarifikasi Mario Dandy Rubicon Sering Berutang

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 02 Maret 2023 - 18:47 WIB
Bhekti Suryani
Pedagang Kantin SMP Pangudi Luhur Jogja Klarifikasi Mario Dandy Rubicon Sering Berutang Mario Dandy melanggar aturan, dengan membawa mobil Rubiconnya masuk sabana Bromo. - Twitter

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Pedagang Kantin SMP Pangudi Luhur I Jogja, Sumijah menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya ihwal  Mario Dandy "Rubicon" yang kerap berutang di kantin sekolah.

Mario Dandy yang merupakan anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo merupakan alumni SMP Pangudi Luhur I Jogja. 

Advertisement

“Saya menyampaikan permohonan maaf saya, bahwa yang saya sampaikan kemarin hanya bermodal ingatan saya saja, sehingga info testing [terkait] Dandy tersebut tidak benar, sekali lagi mohon maaf,” ucapnya, Kamis (2/2/2023).

Sebelumnya Sumijah sempat menyampaikan selama duduk dibangku sekolah menengah pertama, Mario Dandy kerap berutang padanya. Namun, kini Sumijah menyampaikan informasi sebelumnya tidak benar. 

Mario Dandy Satriobelakangan disorot karena kasus penganiayaan. Sebelumnya Sumijah mengatakan, dalam kesehariannya saat duduk di bangku sekolah menengah pertama di Jogja, Dandy kerap berutang pada pedagang kantin.

BACA JUGA: Belajar dari UU Cipta Kerja, Guru Besar UGM Usulkan Adanya Audit Undang-Undang

“Dari kelas satu sampai dia kelas tiga, dia jarang bawa uang, cuma utang-utang, tapi bayarnya agak lama,” katanya, Senin (27/2/2023).

Selama duduk di bangku sekolah menengah pertama, menurut Sumijah, Dandy tak pernah membawa bekal. Di sekolah, Dandy pun sering membeli makanan berat dan beberapa snack. “Dia asal ambil aja, apa yang dia ambil saya tulis,” katanya.

Dia mengatakan sekali makan, Dandy dapat menghabiskan sekitar Rp20.000-25.000. Dalam sepekan, menurut Sumijah, Dandy dapat menghabiskan sekitar Rp150.000. Utang tersebut pun akan dilunasi seketika, namun Sumijah harus menagih padanya. “Musti dikejar-kejar, kalau enggak dikejar, enggak dikasih,” katanya.

Sumijah menyampaikan dulu Dandy kerap diantar ke sekolah oleh sopir. “Waku diantar sopirnya terus saya bilang lah gene kowe duwe asisten [lah ternyata punya asisten]. Terus dia bilang asisten saya enggak bawa uang,” katanya.

Dia menyampaikan selama bersekolah Dandy termasuk anak yang tidak banyak berbaur dengan teman lainnya. “Dia menyendiri. Biasanya sama temannya cuma satu dua orang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement