Masuk Masa Pancaroba, Bantul Maksimalkan Penggunaan Pompa Air

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul akan memaksimalkan penggunaan pompa air memasuki masa pancaroba yang diprediksi datang pada Maret sampai April mendatang.
Sejumlah daerah yang berpotensi mengalami kekeringan disebut telah mendapat pasokan pompa air agar tanaman tetap tumbuh optimal selama masa pancaroba.
"Total ada 1.000 an lebih pompa air yang sudah kami salurkan. Itu bisa dimaksimalkan nanti untuk mengantisipasi kekurangan air pada tanaman terutama pada daerah yang irigasinya tidak memungkinkan," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, Rabu (15/3/2023).
Menurut Joko, sebagian petani di wilayahnya banyak yang hanya mengandalkan sungai sebagai saluran irigasi bagi tanaman pertanian. Memasuki masa pancaroba, debit air diprediksi menurun dan berdampak pada kualitas dan pertumbuhan tanamam. Oleh karena itu pompa air yang sudah disebar di sejumlah titik nantinya akan dimaksimalkan.
"Misalnya wilayah Imogiri itu kan termasuk susah air kalau pancaroba. Sementara untuk lahan pasir sekarang kan sudah menggunakan irigasi kabut," katanya.
BACA JUGA: Jogja Mulai Masuki Pancaroba, Awas Peningkatan Angin
Di sisi lain, Joko menambahkan petani juga sudah membagi masa tanam per tahun yang disesuaikan dengan karakteristik musim sehingga tidak lagi mempersoalkan musim penghujan maupun pancaroba.
Beberapa daerah nantinya akan mulai melakukan penanaman tanaman jenis palawija dan sebagian lainnya menanam padi. "Petani sudah punya jadwal pada Maret-April biasanya tanam padi karena irigasi bagus dan yang lain itu palawija. Sudah sesuai dengan kegiatan tahun sebelumnya," ucapnya.
BMKG Stasiun Meteorologi Jogja sebelumnya memprediksi pada Maret-April 2023 di wilayah Jawa khususnya DIY akan memasuki masa peralihan dari musim hujan ke masa kemarau.
Hal ini ditandai dengan fenomena La-Nina pada Maret 2023 masih dalam kondisi netral hingga semester pertama 2023 dan diprediksi akan beralih menjadi El-Nino pada awal semester kedua dengan peluang kejadian 50-60 persen.
Selain itu anomali suhu muka laut perairan Indonesia pada Maret hingga Mei 2023 didominasi kondisi normal dan akan beralih menuju anomali positif (hangat) pada Juni hingga Agustus 2023. Monsun Australia mulai masuk wilayah selatan Equator pada Mei 2023 dengan intensitas relatif sama dengan pola normalnya.
"Dengan kondisi tersebut dan diperkuat dengan labilitas lokal terutama pada siang hingga sore hari, serta mulai beralihnya musim hujan ke musim kemarau [masa pancaroba] yaitu pada Maret-April 2023 di wilayah Jawa khususnya DIY," kata Kepala Stasiun Meteorologi Jogja Warjono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bea Cukai Minta Pedagang Awul-Awul Beralih Menjual Produk UMKM
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Dishub Sleman Segera Cek Kondisi PJU di Jalur Mudik
- Padat Karya Sleman Sasar 137 Titik Dengan Alokasi Anggaran Rp17 Miliar
- Pengendara Motor Tabrak Truk di Jalan Parangtritis, 1 Meninggal Dunia
- Geruduk Kantor Disnakertrans DIY, Buruh Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja
- Mobil Hangus Terbakar di Ruas Jalan Saptosari-Paliyan Gunungkidul, Sopir Terluka
Advertisement