Duh, Enam Kecamatan di Gunungkidul Kekeringan
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – BPBD Gunungkidul mencatat ada enam kapanewon (kecamatan) di wilayahnya yang telah melaporkan terdampak kekeringan. Data itu, masih bersifat sementara karena belum semua kapanewon melaporkan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan terus melakukan pendataan terhadap wilayah-wilayah terdampak kekeringan di musim kemarau. Hingga sekarang sudah ada enam kapanewon yang melaporkan masalah kekeringan.
Advertisement
“Memang belum lapor semua dan kami masih menunggunya. Jadi, data kekeringan yang ada masih bersifat sementara,” kata Sumadi kepada wartawan, Kamis (11/8/2022).
Enam kecamatan yang melaporkan adanya kekeringan itu antara lain, Semin, Paliyan, Rongkop, Ponjong, Nglipar dan Semanu. Meski demikian, ia belum bisa memaparkan data secara rinci karena ada kapanewon yang hanya memberikan data kalurahan.
“Data secara rinci yang masuk, Semin ada 3.211 jiwa berpotensi terdampak kekeringan; Paliyan ada 495 jiwa dan Rongkop ada 3.431 jiwa. Untuk Nglipar, Ponjong dan Semanu baru data awal dan kami masih menunggu rincian pastinya, termasuk laporan dari kapanewon yang lain,” katanya.
Berdasarkan prakiraan dari BMKG, puncak musim kemarau di Gunungkidul terjadi ada awal September mendatang. Upaya antisipasi telah dilakukan, salah satunya dengan menyediakan bantuan air sebanyak 1.400 tangki.
Droping
Sumadi mengakui hingga sekarang droping baru dilaksanakan di satu dusun di Kapanewon Rongkop. Untuk penyaluran tidak dilakukan sembarangan, karena proses menunggu permintaan resmi dari kalurahan.
“Harus ada pengajuan resmi dan kami lakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum bantuan disalurkan,” katanya.
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan hingga sekarang sudah ada permintaan bantuan air bersih. Meski demikian, jumlahnya belum banyak karena penyaluran baru dilaksanakan di Kalurahan Pucanganom, Rongkop.
“Pelaksanaannya satu minggu yang lalu. Untuk droping, kami butuh permohonan resmi dari kalurahan maupun kapanewon,” katanya.
Dia berharap di puncak musim kemarau nanti, warga bisa bijak menggunakan air sehingga cadangan yang dimiliki tidak terbuang percuma. Sebagai contoh, pada saat mandi, mencuci atau menyirami tanaman menggunakan air secukupnya.
“Gunakan air secukupnya dan tidak boros meski pasokan melimpah. Sebab, ada warga lain yang juga membutuhkan air untuk mencukupi keperluan sehari-hari,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement