Advertisement
Gunungkidul Siaga Darurat Kekeringan, Ada 16 Kecamatan Terdampak

Advertisement
Harianjogja.com, TANJUNGSARI – Pemkab Gunungkidul menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak Juni lalu. Penetapan status sebagai upaya mitigasi kekeringah yang terjadi pada musim kemarau di tahun ini. Sebanyak 16 kapanewon (kecamatan) masuk dalam list terdampakan kekeringan di BPBD Gunungkidul.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, upaya mitigasi kekeringan terus dilakukan guna mengurangi dampak terjadinya musim kemarau. Selain mendata daerah-daerah yang rawan krisis air, BPBD juga telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Advertisement
BACA JUGA : Kemarau, 92.578 Orang di Gunungkidul Krisis Air Bersih
Penetapan status ini sebagai upaya mengantisipasi di tingkat awal. Pasalnya, sewaktu-waktu bisa ditingkatkan menjadi darurat apabila kekeringan yang terjadi semakin meluas.
Data dari BPBD, di Gunungkidul hanya Kapanewon Karangmojo dan Playen yang terbebas dari krisis air di kemarau tahun ini. Sedangkan, 16 kapanewon lainnya berpotensi terdampak karena ada warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Meski demikian, hingga sekarang baru sepuluh kapanewon yang secara resmi mengajukan bantuan air bersih. Kapanewon ini meliputi Tepus, Rongkop, Girisubo, Patuk, Paliyan, Tanjungsari, Panggang, Semin, Wonosari dan Saptosari.
“Total hingga sekarang sudah ada 99.559 warga yang terkena dampak dari musim kemarau. Adapun bantuan yang diberikan sudah lebih dari 847 tangki,” katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (4/8/2021).
Menurut Edy, dengan status siaga darurat maka penanganan masalah kekeringan masih menggunakan anggaran yang dimiliki sendiri. Meski demikian, pada saat ada peningkatan status menjadi darurat, BPBD dapat mengakses anggaran Belanja Tak Terduga yang dimiliki Pemkab Gunungkidul.
“Kalau sekarang belum bisa mengakses dan masih mengunakan anggaran rutin yang dimiliki. Selain itu, untuk droping juga ada bantuan dari pihak ketiga dan kapanewon ada yang mengadakan secara mandiri,” katanya.
BACA JUGA : Kekeringan Makin Meluas, 8 Kecamatan di Gunungkidul
Panewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto mengatakan, untuk droping air mengalokasikan anggaran sebesar Rp54,6 juta. Meski memiliki anggaran sendiri, ia mengaku juga tetap meminta bantuan ke BPBD Gunungkidul. “Kalau sendiri tidak bisa menjangkau ke seluruh wilayah. Sekarang bantuan air ke masyarakat juga sudah berjalan,” katanya.
Rakhmadian mengungkapkan, agar bantuan tidak tumpang tindih antara BPBD dan kapanewon, maka dilakukan pembagian. Hasil koordinasi disepakati, BPBD akan membantu warga di Kalurahan Banjarejo. Sedangkan penyaluran melalui anggaran kapanewon akan menjangkau warga di Kalurahan Hargosari, Kemiri Ngestirejo dan Kemadang.
“Droping air kapanewon tidak dilakukan sendiri karena pelaksanaan bersama dengan pihak ketiga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Keberangkatan Bus DAMRI Hari Ini, Minggu 3 Desember 2023
- Rute Bus Trans Jogja Menuju Lokasi Wisata Prambanan dan Malioboro
- Jelang Libur Nataru, Puluhan Kamera Pengintai Dipasang di 20 Titik
- Top 7 News Harian Jogja Online, Minggu 3 Desember 2023
- Harga Pertamax Series dan Dex Series Kembali Turunpada Desember Ini
Advertisement
Advertisement