Advertisement
Kasus TBC di Gunungkidul Masih Banyak yang Belum Terdeteksi

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul memiliki tugas berat dalam upaya pencegahan penyakit TBC. Sebab, hingga sekarang masih banyak penderita TBC belum terdeteksi keberadaannya.
BACA JUGA: Penderita TBC Banyak Belum Terdeteksi
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, peringatan Hari TBC Sedunia, Jumat (24/3/2023) harus dijadikan upaya sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit ini.
Dewi mengakui penyebaran TBC masih ada di masyarakat. Upaya deteksi dini terus dilakukan untuk pencegahan. Akan tetapi, hingga sekarang masih ada warga yang tertular, namun belum mengetahui sebagai pengidap TBC.
“Temuan kasusnya masih rendah,” katanya.
Menurut dia, temuan kasus yang rendah bisa terlihat dari upaya deteksi yang dilakukan oleh tim medis. Di tahun 2022 ada target menemukan sebanyak 1.300 penderita baru, namun hingga akhir 2022 yang terlacak baru sekitar 311 kasus.
“Ini yang menjadi pekerjaan rumah [PR] bagi kami karena kalau tidak diketemukan, maka risiko penularan akan semakin tinggi. Tapi, setelah terdeteksi dan bisa diobati maka tingkat kesembuhan bisa mencapai 90%,” katanya.
Dewi memastikan kesiapan medis untuk penanganan pasien TBC tidak ada masalah karena ketersediaan obat masih sangat mencukupi. Terlebih lagi, obat perawatan terhadap pasien diberikan secara gratis.
“Untuk penyembuhan tidak ada masalah karena sudah ada keluarga dari pasien yang menjadi petugas pengawasn minum obat. Tapi, yang jadi persoalan adalah menemukan pasien baru masih sulit,” katanya.
Meski demikian, ia menekankan, upaya penelusuran terus dilakukan. Adapun caranya dengan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat agar tidak malu berobat bagi penderita TBC.
Selain itu, juga ada upaya pemeriksaan terhadap kontak atau keluarga dari penderita positif TBC.
“Tentunya kami juga terus menambah kader di masyarakat untuk membantu dalam penelusuran potensi penyakit ini di lingkugnan masing-masing. Yang tak kalah penting, bagi warga yang menderita batuk berdahak hingga dua minggu belum sembuh segera periksa ke layanan kesehatan terdekat,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S mengatakan, penularan TBC bak fenomena gunung es. Sebab, masih banyak kasus yang tersembunyi sehingga sangat riskan terhadap risiko penularan.
“Pemkab harus tanggap dan terus melakukan berbagai upaya agar laju penularan TBC bisa ditekan. Apalagi sekarang ada program eliminasi TBC di 2023, jadi untuk mencapainya harus dengan kerja keras,” katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Selain dengan sosialisasi, juga memberikan pemahaman agar tidak bersikap diskriminatif kepada penderita TBC.
“Penderita tidak boleh dikucilkan karena ini bisa menjadi kunci untuk bisa sembuh,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jagung Ketan Ungu, Varietas Tahan Kemarau dan Efektif Mencegah Resistensi Insulin
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement