Advertisement

Potensi Zakat DIY 2,2 Triliun, Namun yang Terealisasi Hanya Segini

Triyo Handoko
Selasa, 28 Maret 2023 - 19:07 WIB
Bhekti Suryani
Potensi Zakat DIY 2,2 Triliun, Namun yang Terealisasi Hanya Segini Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAKantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY menyebut potensi zakat di DIY mencapai Rp2,2 triliun. Potensi tersebut meliputi seluruh jenis zakat, baik zakat penghasilan, pertanian, perdagangan, hingga zakat fitrah.

Nilai potensi zakat DIY sebesar Rp2,2 triliun diprediksi terus meningkat tiap tahun. Analis Kebijakan Zakat Kanwil Kemenag DIY Misbahrudin menjelaskan nilai potensi tersebut hasil Penelitian Kajian Strategis Baznas 2021. “Nilai potensinya terus bertumbuh, secara nasional saja sudah mencapai Rp300 triliun pada 2023 ini, tapi potensi zakat DIY 2023 belum dibagikan hasilnya, tapi nilai potensi Rp2,2 triliun itu masih relevan” katanya, Selasa (28/3/2023). 

Advertisement

Misbah menyebut realisasi zakat di DIY juga terus bertambah. “Pada 2019 itu sekitar Rp125 miliar, lalu 2020 sebanyak Rp145 miliar, dan pada 2021 sebanyak Rp197 miliar hitungan terbaru,” rincinya.

Sedangkan realisasi zakat DIY pada 2022, jelas Misbah, masih dilakukan perhitungan. “Angka realisasi tersebut adalah laporan dari Baznas di kabupaten/kota, Baznas DIY, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) di DIY yang sekarang berjumlah 36. Termasuk di dalamnya LAZ dari NU yaitu LazisNU dan Muhammadiyah yaitu LazisMU,” jelasnya.

BACA JUGA: Lima Bidang Tanah Kasultanan Jogja Diklaim Milik Keturunan Sultan HB VIII

Realisasi zakat di DIY yang masih rendah dibanding nilai potensinya, lanjut Misbah, karena tiga faktor yang saling berkait. “Pertama, faktor literasi ternyata angkanya masih rendah hanya 67% terkait literasi zakat di masyarakat ini, kedua terkait kepercayaan masyarakat terhadap Baznas dan LAZ masih minim apalagi isu penggelapan ACT kemarin meskipun ACT bukan LAZ, ketiga masih tingginya masyarakat menyalurkan zakat secara langsung sehingga tidak terhitung,” terangnya.

Faktor literasi zakat yang rendah, menurut Misbah, menyebabkan minat masyarakat menunaikan zakat rendah. Selain itu, pemahaman yang kurang tepat karena literasi zakat rendah juga menyebabkan masyarakat lebih memilih menyalurkannya secara langsung. “Secara syari, zakat itu harus disalurkan lewat amil zakat agar sah agama tapi karena belum banyak yang tahu itu tadi,” ucapnya.

Pengawasan Diperketat agar Masyarakat Lebih Percaya

Misbah menjelaskan terkait tantangan untuk menguatkan kepercayaan masyarakat pada Baznas dan LAZ selalu dilakukan Kemenag. “Baznas dan LAZ ini setahun sekali diaudit oleh dua pihak, pertama audit keuangan oleh akuntan publik, kedua audit syari oleh Kemenag artinya LAZ yang berizin dijamin transparan dan akuntabel sehingga masyarakat tak perlu khawatir,” tegasnya.

Pembinaan Kanwil Kemenag DIY terhadap 36 LAZ dan 6 Baznas, jelas Misbah, juga rutin dilakukan. “Semuanya kami rutin komunikasi, kami bina dengan ketat juga artinya dijamin tidak ada yang menyeleweng yang resmi ini. Makanya kami selalu menghimbau untuk menyalurkan zakat ke LAZ berizin resmi atau Baznas yang jelas milik pemerintah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anggaran Pupuk Bersubsidi Sentuh Rp54 Triliun, Mentan: Awasi Distribusinya

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement