Advertisement
Produsen Libur, Harga Bahan Pokok Diprediksi Naik saat Lebaran

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sejumlah harga bahan pokok terpantau mengalami kenaikan harga mendekati lebaran. Permintaan yang tinggi dan pasokan yang bakal tersendat karena sejumlah produsen libur, ditenggarai jadi penyebab meningkatkan harga tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono melakukan pemantauan ketersediaan, pasokan dan harga pangan menjelang Idulfitri 1444 Hijriah pada Kamis (20/4/2023). Pemantauan harga-harga bahan pokok penting (bapokting) yang dilakukan di Pasar Sambilegi menemukan sejumlah catatan.
Advertisement
Dari aspek keamanan pangan, sanitasi higieni lapak pedagang Pangan Segar Asal Hewan (PSAH) masih terdapat genangan. Hal ini dapat memicu penurunan mutu daging, ayam dan ikan yang dijual. Selanjutnya di sektor Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), tim menemukan bahwa PSAT yang dijual di Pasar Sambilegi didominasi PSAT curah dan tidak mempunyai izin edar.
"Kondisi sarana prasarana penanganan pangan segar di Pasar Sambilegi secara umum masih perlu dibenahi untuk pemeliharaan rutin," tuturnya.
Baca juga: Diminati Emak-Emak, Sepeda Listrik Lebih Laris dari Motor Listrik
Sementara dari pemantauan harga bapokting (bahan pokok penting), ditemukan adanya kenaikan harga beberapa komoditas pangan pokok yang harganya tidak diatur oleh Badan Pangan Nasional. Kenaikan harganya sangat tinggi dalam tiga hari terakhir. Diduga hal ini terjadi karena tingginya permintaan dan naiknya harga barang dari pemasok
"Stok komoditas pangan seperti cabai merah dan bawang putih terbatas dan harga dari produsen mengalami kenaikan yang kemudian ditransmisikan ke harga konsumen," ujarnya.
Sementara itu pergerakan harga di tingkat konsumen sangat dinamis dan cenderung meningkat drastis hampir mencapai 50 persen dalam dua hari menjelang lebaran. Terutama pada komoditas pangan hewani seperti daging sapi, daging ayam dan telur ayam, serta komoditas nabati seperti cabai merah keriting dan bawang putih juga turut mengalami kenaikan.
Di sisi lain untuk komoditas lainnya seperti beras, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, terigu dan cabai rawit tergolong stabil. "Meskipun pasokan komoditas stabil, namun libur hari besar keagamaan nasional utamanya untuk PSAH dimana kandang tutup H-1 sampai dengan H+4 Idul Fitri, maka menyebabkan kenaikan harga di pasar," terangnya.
Merujuk dari hasil pantauan yang ada, Suparmono menilai perlu adanya pemantauan lebih intensif untuk memetakan kondisi ketersediaan dan fluktuasi harga pangan jelang hari raya. Kenaikan harga yang terjadi salah satunya dipicu oleh penghentian pasokan oleh peternak untuk konotasi PSAH dan banyaknya permintaan untuk rempah dan bumbu membuat pedagang secara psikologis menjual dengan harga tinggi selama tidak ada pasokan baru.
"Oleh karena itu, konsumen membeli sesuai dengan jumlah kebutuhan. Karena segera setelah hari besar keagamaan nasional harga diprediksi akan turun," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Wisata Jogja Dekat Malioboro: Ada Pameran, Museum Vredeburg Buka Sampai Malam Akhir Pekan Ini
Advertisement
Berita Populer
- Tak Diguyur Hujan Lebih dari 2 Bulan, Daerah-Daerah di DIY Ini Berstatus Awas Kekeringan
- Sindikat Penjualan Pertalite Digulung Polisi, Ini Modus dan Total Keuntungan yang Didapat
- Kasus Penjualan Ilegal BBM Subsidi Diungkap, Polresta Jogja: Petugas SPBU Diduga Terima Tips
- Sumbu Filosofi: Rumah yang Menempel Jeron Beteng Akan Direlokasi, Begini Penjelasan Sultan Jogja
- Bagian Sumbu Filosofi, Beteng Kraton Jogja Dikembalikan Seperti Semula, Begini Gambarannya
Advertisement
Advertisement