Advertisement

Promo November

Kehamilan Tak Diinginkan di Sleman Meningkat, Ini Penyebabnya

Lugas Subarkah
Selasa, 02 Mei 2023 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Kehamilan Tak Diinginkan di Sleman Meningkat, Ini Penyebabnya Ilustrasi ibu hamil. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Mengacu pada Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) di kabupaten Sleman meningkat antara 2021 dan 2022. Tingginya mobilitas warga ditengarai menjadi penyebabnya.

Sub Koordinator Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman, Samsu Eko mejelaskan angka KTD pada 2021 sebanyak 99 kasus dan pada 2022 meningkat menjadi 135 kasus.

Advertisement

Sementara pada kehamilan remaja, angkanya turun sedikit, yakni pada 2021 sebanyak 136 kasus dan 2022 115 kasus. “Itu data dari rekapitulasi seluruh puskesmas,” ujarnya, Selasa (2/4/2023).

Pada kasus KTD, rata-rata ibunya belum menikah atau hamil di luar nikah. Sedangkan untuk kehamilan remaja, biasanya sudah menikah dengan mengajukan kompensasi di Pengadilan Agama. “Trennya untuk KTD meningkat,” katanya.

BACA JUGA: Setahun 40.000 Kehamilan di DIY, Ribuan Bidan Dikerahkan untuk Mendampingi

Adapun penyeybab peningkatan kasus KTD ini menurutnya bisa disebabkan banyak hal. Salah satu yang mempengaruhi seperti banyaknya mahasiswa atau pendatang yang mengekos di Sleman, jika terjadi kehamilan, maka datanya akan masuk di Sleman.

“Saya tidak punya datanya, tetapi yang anak mahasiswa pada ngekos, ada yang numpang lahir di Sleman. susahnya di situ untuk Sleman karena mobilitas warganya tinggi. Anak-anak sekolah tinggal di sini, kuliah, habis itu hilang lagi. Termasuk kenakalan remaja,” katanya.

Fenomena ini juga berbanding lurus dengan kasus HIV/AIDS di Sleman.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama, mengungkapkan pada 2022 saja terdapat 171 kasus baru HIV. Jumlah tersebut terbilang cukup tinggi. Pasalnya dalam kurun waktu 1993 sampai tahun 2021, ada sebanyak 1.920 kasus.

Dari 171 kasus baru pada 2022, 15 diantaranya sudah sampai pada stadium berat atau AIDS. “Sebanyak 73 persen berasal dari usia produktif, 15-59 tahun. Faktor penularannya, 80 persen berasal dari perilaku seksual beresiko,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement