Advertisement
GKR Hemas Ingin Masyarakat Setop Pakai Istilah Klitih

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengungkapkan kegelisahannya dengan istilah klitih untuk menyebut kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja atau kenakalan remaja. Sehingga ia meminta masyarakat untuk tidak ikut memfamilierkan kata klitih.
“Saya ingin sekali Jogja bukan menjadi kota yang selalu selalu diobok-obok. Satu contoh bocah atau anak-anak kerengan punya nama, punya trend mark klitih,” ungkapnya dalam acara Sapa Aruh GKR Hemas dengan Masyarakat Kalurahan Sidomulyo di Balai Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (5/5/2023).
Advertisement
Hemas mengatakan kenakalan remaja ada di sejumlah kota dan provinsi di Indonesia, bahkan ia menyebut mungkin kenakalan remaja di luar Jogja, bisa lebih sadis tetapi tidak ada istilah untuk menyebut mereka seperti klitih. Mereka semua mengatakan bahwa itu adalah kasus kenakalan remaja.
BACA JUGA: Cek Harga Sembako, Ini Yang Ditemukan GKR Hemas di Pasar Beringharjo
Karena itu ia mengajak kepada semua warga DIY untuk tidak ikut-ikutan menggunakan istilah klithih, tapi sebutlah dengan istilah kenakalan remaja. “Itu kami sampaikan bahwa sama di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, sama, mereka mengatakan kenakalan anak remaja di jalan,” paparnya.
Menurutnya, istilah klitih sengaja difamilierkan untuk menyebut kenakalan remaja di DIY agar masyarakat DIY tidak nyaman. Karena itu permaisuri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X ini meminta masyarakat DIY tidak ikut-ikutan menggunakan istilah klitih.
“Kata klitih ini jadi trend mark untuk Jogja. Kami ini selalu dibuat untuk tidak nyaman,” ujarnya.
Padahal kata klitih, menurutnya yang positif yang biasanya digunakan oleh bapak-bapak.
“Kata klitih sendiri yang biasa dipakai bapak-bapak nek bengi klithihan. Maksudnya klitihan tuku gudeg tuku bakmi niku klitihan mergo ngelih,” tandasnya.
Selain menyinggung soal kenakalan remaja di jalan, GKR Hemas juga meminta warga DIY untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tahun politik ini.
Jangan hanya karena perbedaan pilihan perbedaan pemaaman menyebabkan masyarakat pecah belah. Ia meminta Jogja harus tetap damai dan nyaman karena Jogja menjadi perhatian dan percontohan sejumlah provinsi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Jogja dan Sekitarnya Selasa 26 September 2023
- Jadwal Kereta Bandara YIA Reguler Selasa 26 September 2023 dan Cara Pesan Tiket
- Rapat Kerja Cabang DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Bahas Hal ini
- Jadwal Pemadaman Listrik di Bantul dan Sleman Selasa 26 September 2023
- Jadwal KRL Jogja Solo Selasa 26 September 2023, Berangkat dari Stasiun Tugu
Advertisement
Advertisement