Advertisement
Korban Mafia Tanah di Jogja Minta Pemda DIY Jangan Robohkan Bangunan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Korban mafia tanah di Jogja, Matha Haenry meminta Pemda DIY tak begitu saja merobohkan bangunan yang ada. Martha menilai yang bermasalah dari perkara tersebut adalah perizinannya bukan peruntukannya, sehingga pembangunan yang sudah ada lebih bijak dilanjutkan oleh pengembang lain. Tanah itu berstatus tanah kas desa.
Keinginan korban mafia tanah, Martha tersebut didasarkan pada posisi korban yang sudah jatuh tapi masih tertimpa tangga jika bangunannya dirobohkan. “Saya kira Pemda punya kearifan dan kebijaksanaan, jelas yang salah adalah pelakunya, kami korban [mafia tanah di Jogja] sehingga ada solusi nyata,” katanya, Senin (8/5/2023).
Advertisement
Martha sendiri tertipu oleh mafia tanah, Direktur PT. Dazatama Putri Santosa, RS, senilai hampir Rp300 juta. “Saya punya tanah untuk ruko yang saya beli dari pelaku itu, lalu dijual lagi oleh dia. Jadi ada semacam legalisasi ganda, karena sudah diganti sebagian, ini masuknya masih perkara hutang-piutang, bukan penipuan,” jelasnya.
Tanah untuk ruko milik Martha berada di Pakem, Sleman. “Di tanah itu pelaku mengembangkan 3.000 kavling rumah, luas tanahnya 20 hektar, sepertinya dulu miliki gunanya punya Tomy Suharto untuk proyek waterboom terbesar di Asean tapi tidak jadi,” terangnya.
BACA JUGA: Berapa Kerugian Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa di DIY? Berikut Penjelasan Sultan
Dalam pengambangan tanah seluas 20 hektar tersebut, jelas Martha, berstatus tanah kas desa. “Sudah saya konfirmasi ke lurah disitu memang tanah desa, sebagian memang sudah jadi huniannya, kan eman kalau langsung dirobohkan maka saya berharap jangan dirobohkan lebih baik dilakukan take over ke pengembang lain, kasihan korban-korban [mafia tanah di Jogja] lainnya,” ujarnya.
Melalui pengambialihan pengmbang lain, menurut Martha, kelurhanasetempat bisa dapat pemasukan dari sewa hunian tersebut. “Tinggal izinnya dilengkapi lagi hingga resmi, agar yang sudah jadi korban [mafia tanah di Jogja] ini tidak jadi korban dua kali,” harapnya.
Terhadap pelaku (mafia tanah) RS, lanjut Martha, diharapkan dihukum setimpal dan diblokir dari aktivitas pengembangan properti di DIY. “Karena sudah meresahkan lebih baik jangan diberikan kesempatan kasihan korban-korban [mafia tanah di Jogja] lainnya karena banyak yang sudah tertipu [kasus penyalahgunaan tanah kas desa],” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wametan Sebut China Bakal Bangun Pabrik Susu hingga Peternakan Sapi di Indonesia
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- DKPP Bantul Imbau Panitia Kurban Gunakan Bungkus Ramah Lingkungan dan Tidak Cuci Jeroan di Sungai
- Pemda DIY Resmikan Griya Batik untuk Dukung Jogja sebagai Kota Batik Dunia
- Bisnis Pengelolaan Sampah Ilegal Marak di Bantul, Warga Terganggu Asap dan Bau Menyengat
- Lestarikan Lagu Anak dan Daerah, Ratusan Siswa Tampil Pakai Baju Adat di Taman Budaya Yogyakarta
- Satpol PP Sleman Bantu Dampingi Kelompok Jawa Warga
Advertisement