Advertisement
Pedagang di Gunungkidul Kecele, Pecahan Uang Baru Rp5.000 Dikira Rp100.000
Ilustrasi uang. - Bisnis/Rachman
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah pedagang di pasar tradisional Gunungkidul mengeluhkan keberadaan pencahan uang baru yang dinilai terlalu mirip. Agar tidak keliru, maka uang yang dihitung harus diteliti lebih seksama.
Keluhan tentang kemiripan pecahan uang baru salah satunya diungkapkan oleh Darsi, salah seorang pedagang ayam di Pasar Trowono di Kalurahan Karangasem, Paliyan. Menurut dia, peredaran uang baru muncul pertama kali sebelum Lebaran di pertengahan April 2023 lalu.
Advertisement
Adapun pecahan uang kertas yang keluar lengkap mulai dari nominal Rp2.000, Rp5.000 hingga Rp100.000. Dari sisi bentuk, ia mengakui lebih kecil ketimbang uang yang telah beredar terlebih dahulu. “Sekarang sudah banyak uang baru yang beredar,” kata Darsi, Senin (22/5/2023).
Menurut dia, meski telah beredar, namun ada permasalahan yang muncul. Pasalnya, ia kesulitan membedakan atara pecahan Rp2.000 dengan Rp50.000 serta Rp5.000 dengan Rp100.000 karena ada kemiripan dari bentuk warna. “Hampir mirip sehingga harus diteliti lebih seksama agar tidak keliru,” katanya.
Darsi mengakui memiliki pengalaman kurang mengenakan dengan pecahan uang baru. Peristiwa ini terjadi pada saat akan membayar daging ayam ke distributor.
Saat itu, sambung dia, mengelompokkan uang dengan hitungan per satu juta rupiah yang terdiri dari pecahan Rp50.000. Uang yang terkumpul langsung diserahkan, tapi saat dihitung ternyata ada yang kurang sehingga harus menambahi.
“Ternyata ada lembaran Rp2.000 yang terselip. Saya mengira itu Rp50.000 karena memang warnanya hampir sama antara kedua pecahan,” katanya.
Hal tak jauh berbeda disuarakan oleh pedagang kelontong di Pasar Candirejo, Semin, Sudarti. Menurut dia, uang baru ada warnanya yang hampir mirip sehingga kalau tidak teliti bisa salah.
Ia mengaku belum sampai keliru pada saat bertransaksi menggunakan uang baru. Meski demikian, dia sering salah mengira terhadap nominal pecahan terbaru.
“Yang terasa pada saat jualan sepi. Melihat tas ada uang kertas warna merah, tentunya senang. Tapi, setelah dilihat dengan seksama ternyata hanya Rp5.000, bukan Rp100.000,” katanya.
Sudarti berharap agar pembuatan uang baru ke depannya bisa dibuat berbeda sehingga masyarakat tidak keliru pada saat menggunakan transaksi. “Mungkin bagi yang muda masih teliti, tapi untuk orang tua bisa jadi masalah tersendiri,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Apindo Minta Gubernur Tetapkan Upah Minimum 2026 Tanpa Politisasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu Bantul Perkuat Kemitraan Lintas Sektor Awasi Pemilu
- Libur Nataru, Pemkot Jogja Siagakan Truk Sampah di Malioboro
- Libur Nataru, DLH Sleman Tak Tambah Tempat Sampah Wisata
- Disnakertrans DIY Pastikan Pakai Formula Baru Penetapan UMP 2026
- Pensiun Massal, 93 Sekolah di Sleman Dipimpin Plt Kepala Sekolah
Advertisement
Advertisement




