Advertisement

Awas Jangan Open BO di Jogja, Bisa Ditangkap Polisi lalu Didenda atau Dibui

Triyo Handoko
Rabu, 24 Mei 2023 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Awas Jangan Open BO di Jogja, Bisa Ditangkap Polisi lalu Didenda atau Dibui Ilustrasi prostitusi online, Open BO / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Open BO atau prostitusi online di Jogja dapat ditangkap polisi. Dalam Perda DIY No.18/1954 tentang Larangan Pelacuran di Tempat-Tempat Umum, praktik Open BO (open booking out alias pemesanan prostitusi online)

Pegakan Perda Larangan Pelacuran di Tempat-Tempat Umum dilakukan Polresta Jogja dengan menangkap praktik prostitusi online. Kasus terakhir dilakukan terhadap lima lelaki yang menjual pasangannya (prostitusi online) lewat Mi Chat.

Advertisement

Kasatreskrim Polresta Jogja AKP Archye Nevada menjelaskan lima lelaki yang menjual pasangan ini ditangkap di sebuah hotel di Kemantren Umbulharjo pada Senin malam (22/5/2023) kemarin. “Kelimanya pasangan dari luar Jogja, yaitu THN, RZN, RMN, ACW, dan EP,” katanya, Rabu (24/5/2023).

Archye menyebut lima laki-laki menjadi operator Mi Chat untuk memprostitusikan lima perempuan pasangannya (Open BO). “Mereka sudah diputus bersalah di pengadilan, diperkirakan dengan pidana ringan,” ujarnya.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Jogja Ipda Apri Sawitri menjelaskan pihaknya sudah mendampingi lima perempuan yang menjalankan prostitusi tersebut. “Yang perempuan sudah kami dampingi, sudah kami fasilitasi untuk direhabilitasi di balasi Dinsos DIY, tapi tidak mau yang diinginkan segera pulang ke wilayahnya,” katanya.

Sebelumnya, Apri menyebut lima pasangan tersebut datang ke Jogja dengan iming-iming pekerjaan yang layak. “Perempuan dan pasangannya ini datang ke Jogja untuk bekerja layak, tidak tahu kalau mau diprostitusikan,” katanya.

Pihak yang mengajak kelima pasangan tersebut adalah R, lanjut Apri, yang ternyata seorang mucikari. “Saat operasi, R yang germo ini sudah kabur duluan,” ujarnya.

BACA JUGA: Robinson, Mafia Tanah Kas Desa Mengajukan Pra Peradilan

Kelima pasangan ini tak begitu mengenal R. “R ini tidak ada fotonya, tidak ada alamatnya, tidak ada yang tahu sebenarnya dia siapa,” ucapnya.

Lima perempuan ini terpaksa mengikuti perintah lima pasangan masing-masing untuk prostitusi agar dapat uang untuk segera balik ke wilayahnya. “Jadi mereka baru dua hari di Jogja, karena tidak ada ongkos balik ke wilayahnya mereka terpaksa ikut prostitusi online lewat Mi Chat itu,” tutur Apri.

Dakwaan yang disangkakan kepada lima pria tersebut, jelas Apri, adalah prostitusi di tempat umum. “Kami tidak mungkin menggunakan perdagangan manusia untuk memperkarakannya, karena yang patut itu germo R tadi, mereka ke Jogja tidak tahu mau seperti itu [prostitusi online],” jelasnya.

Apri akhirnya memperkarakan lima lelaki ini dengan Perda No.18/1954. “Kelimanya sudah diputuskan bersalah di pengadilan dengan hukuman denda Rp1 juta atau subsider hukuman satu bulan penjara,” katanya.

Lantaran tidak punya uang untuk bayar denda, sambung Apri, kelima pasangan ini meminjam teman-teman di wilayah masing-masing. “Akhirnya tidak dipenjara tapi bayar denda, mereka menangis saat putusan dan menyesali perbuatannya [melakukan praktik prostitusi online alias Open BO]. Kelimanya tidak saling Kendal dan dari daerah yang berbeda-beda,” kata Apri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement