Advertisement
Pemkab Temukan Data Baru, Ternyata Hari Jadi Gunungkidul Bukan 27 Mei

Advertisement
Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Peringatan hari jadi Gunungkidul setiap 27 Mei kemungkinan bisa berubah. Hal ini tak lepas adanya kajian yang telah dilakukan oleh tim peneliti dari kalangan akademisi yang dibentuk pemkab.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan sudah membentuk tim akademis untuk menelusuri sejarah asal usul Gunungkidul. Menurut dia, tim sudah bekerja selama dua tahun untuk penelitian.
Advertisement
“Sejarah tidak akan terulang. Tapi, dengan kajian dan penelitian yang berkelanjutan, maka akan memeroleh hasil yang mendekati kebenaran,“ kata Sunaryanta kepada wartawan, Minggu (28/5/2023).
BACA JUGA : Peringati Hari Jadi, Bupati Gunungkidul Kunjungi Pemimpin
Dia menjelaskan, selama ini hari jadi diperingati pada 27 Mei. Kendati demikian, ada versi yang berbeda ditemukan oleh tim pengkaji.
Menurut Sunaryanta, berdasarkan pemaparan yang diterimanya, hari jadi Gunungkidul bukan tanggal yang dirayakan selama ini. Hasil kajian juga sudah dipaparkan pada saat malam tirakatan untuk memperingati hari jadi yang diselenggarakan Jumat (27/5/2023) malam.
“Hasil kajian hari jadi lebih tua, yakni 4 Oktober 1830. Ada perjanjian yang mendasari penetapan tanggal ini sebagai hari jadi, tapi untuk detailnya bisa ke dinas kebudayaan,” katanya.
Adanya fakta Baru tentang tanggal hari jadi bisa menjadi dasar untuk mengubah hari peringatan yang selama ini telah dilakukan. Meski demikian, Sunaryanta mengakui keputusan mengubah masih membutuhkan proses yang panjang.
Ia berdalih temuan baru harus disosialisasikan ke masyarakat secara luas untuk mengurangi pro dan kontra. “Butuh sosialisasi agar masyarakat mengetahuinya. Apabila ada yang kontra, maka kami juga siap untuk memaparkan fakta-fakta dan temuan baru dari tim pengkaji,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara membenarkan adanya versi berbeda terkait dengan hari jadi. Untuk kajian ini sudah membentuk tim yang bekerja sejak dua tahun yang lalu.
“Ada dari kalangan akademisi yang dibentuk untuk mengkajinya,” kata Mantara.
BACA JUGA : Gunungkidul Expo 2023 Jadi Ajang Promosi Potensi Daerah
Menurut dia, salah satu dasar yang menjadi acuan tidak lepas dari adanya peristiwa penandatanganan Perjanjian Klaten. Perjanjian pertama kali ditandatangani di Surakarta pada 1 Oktober 1830. Selanjutnya ditandtangani lagi di Kota Jogja pada 4 Oktober 1830.
“Isi perjanjian [Klaten] salah satunya menyebut, Gunungkidul masuk wilayah Kraton Yogyakarta. Inilah yang menjadi satu dasar penetapan hari jadi kabupaten dengan versi berbeda dengan yang biasanya,” katanya.
Temuan terbaru masih butuh kajian. Salah satunya memberikan kesempatan kepada masyarakat atau pun praktisi untuk memberikan masukan. “Tentunya temuan hari jadi terbaru ini juga harus disosialisasikan ke masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hamas Bakal Umumkan Soal Keputusan Gencatan Senjata di Gaza Setelah Konsultasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Anggota Polsek Imogiri Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Beruntun di Banguntapan Bantul
- Uji Coba Lantip di Jogja, Roda Empat Paling Sering Langgar Batas Kecepatan
- Wujudkan Kulonprogo Ramah Bagi Penyandang Disabilitas, Pemkab Gandeng SIGAB
- Sudah 300 Ribu Eksemplar Buku Terjual di BBW Books Jogja 2025, Masih Ada Waktu 3 Hari
- Bandara Adisutjipto Ramai Lagi, Kini Giliran FlyJaya Membuka Rute Jogja-Halim
Advertisement
Advertisement