Advertisement
Festival di Buk Renteng Sleman Jadi Salah Satu Karisma Event Nusantara
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Festival Van Der Wijck kembali digelar di Buk Renteng (saluran irigasi Van Der Wijck), Dusun Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Jumat dan Sabtu (2-3/6/2022). Festival yang berlangsung kedua kalinya ini menjadi satu dari 110 Karisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Diawali dengan parade kirab budaya, Tari Memetri dan upacara Wiwitan, Festival Van Der Wijck tahun ini mengangkat tema Rice for All. Masyarakat sekitar antusias meramaikan acara yang berlangsung persawahan dan kanal Van Der Wijk yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2008.
Advertisement
Staf Ahli Menparekraf, Fajar Utomo menjelaskan dalam Karisma Event Nusantara, Kemenparekraf menyeleksi 3.000 event dari seluruh Indonesia. Tema dan konsep yang unik dan menarik dari Festival Van Der Wijck membuatnya lolos 110 Karisma Event Nusantara yang sepenuhnya didanai Kemenparekraf.
“Tema ini menjadi sangat penting dan menarik karena ada tiga persoalan yang dihadapi dunia. Pertama, soal food [pangan], di mana dunia menghadapi ancaman ketahanan pangan. Kedua soal energi, kita di tengah lingkungan dengan sumber energi luar biasa, ada air, sinar Matahari yang melimpah dan sumber daya manusia. Ketiga, water atau air bersih,” katanya.
BACA JUGA: Kasus Korupsi BTS 4G, Nasdem Siap Upayakan Pra Peradilan Jhonny G Plate
Ketiga persoalan tersebut dijawab dengan baik oleh Festival Van Der Wicjk. Kanal Van Der Wijck dibangun pada 1909 hingga 1932, di bawah pemerintahan Sri Sultan HB VII. Kanal ini berfungsi untuk mengairi lahan tebu di wilayah Kapanewon Minggir dan Moyudan. Saat itu terdapat 17 pabrik gula di Jogja. Hingga saat ini kanal Van Der Wijck masih berfungsi mengairi persawahan khususnya untuk wilayah Sleman bagian barat. “Betapa bersih saluran air di sini, tolong dijaga jangan dikotori dengan kebiasaan buruk membuang sampah, terutama sampah plastik,” kata dia.
Selain menjadi sumber pengairan sawah, di sekitar kanal Van Der wijck juga tersaji pemandangan yang indah. Hal ini bisa dikembangkan menjadi potensi wisata.
Kemenparekraf, menurut Fajar, mendorong pembangunan pariwisata berkelanjutan. Ada empat poin dalam pariwisata berkelanjutan, yakni tata kelola destinasi berkelanjutan, sustainability atau kebermanfaatan bagi masyarakat lokal, keberlanjutan dari sisi sosial budaya, serta keberlanjutan lingkungan.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid menuturkan tema rice for All merupakan penghargaan bagi petani terutama di kawasan barat Sleman yang menjadi salah satu lumbung padi di DIY. Festival Van Der Wijck dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni budaya. “Semoga potensi pariwisata, budaya, UMKM dapat lebih terpromosikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA Kamis 25 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
Advertisement
Advertisement