Berstatus Waspada Kekeringan, BPBD Sleman Klaim Wilayah Prambanan Masih Aman

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BMKG merilis 9 kapanewon di DIY, termasuk Kapanewon Prambanan, mulai mengalami kekeringan dengan status Waspada pada musim kemarau tahun ini. Meski begitu, BPBD Sleman mengklaim belum terjadi krisis air bersih di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan menerangkan kondisi air di Sleman saat ini masih aman, belum ada wilayah yang mengalami kekeringan. Wilayah Prambanan yang dulu sempat masuk dalam peta kekeringan, kini kebutuhan airnya telah terpenuhi. "Prambanan dulu yang bermasalah sekarang enggak ada masalah lagi," ujarnya, Minggu (11/6/2023).
Advertisement
BACA JUGA: BMKG: 9 wilayah di DIY Berstatus Waspada Kekeringan, Cek Lokasinya di Sini
Solusi yang diterapkan Prambanan berhasil mengatasi kekeringan sejak dua tahun ke belakang. Air dari sumber mata air dipompa ke atas untuk selanjutnya didistribusikan ke masyarakat di wilayah kekeringan.
"Jadi kita mengambil sumber air dari sumber Pendekan itu di Berbah. Kemudian dipompa sejauh delapan kilometer ke bak penampungan Mintorogo. Kemudian dari Mintorogo didistribusi secara gravitasi," jelasnya.
Jaringan air ini selanjutnya dikelola oleh PDAM. Mekanisme hingga manajemen distribusi air ini dilakukan oleh PDAM. "Jadi masyarakat yang membutuhkan [air], mekanismenya melalui PDAM dan lebih murah biayanya," ujarnya.
Di sisi lain, BPBD Sleman masih tetap mengalokasikan anggaran untuk droping air bersih di 2023 ini. Menurut Makwan anggaran yang disiapkan hanya sedikit saja dengan alokasi 30 tangki. Namun biasanya dari alokasi tersebut tidak mesti terpakai, sifatnya situasional.
"Hanya sedikit saja, hanya kalau ada kaya masalah misalnya selokan mataram diperbaiki kan kiri kanannya ada masalah, gitu aja. Untuk jaga-jaga. Kita anggarannya 30 tangki," terangnya.
BACA JUGA:
Meski sampai saat ini tidak ada lokasi yang dikhawatirkan rawan kekeringan, Makwan tetap mengimbau masyarakat untuk tetap bijaksana menggunakan air. Temasuk menjaga kualitas air dari pencemaran lingkungan.
"Masyarakat untuk bijaksana menggunakan air. Apapun air yang sekarang kita ambil dari air tanah itu kan berasal dari resapan yang sekian puluh tahun. Oleh karena itu di musim kemarau ini masyarakat bijaksana menggunakan air jangan sampai air itu terbuang sia-sia," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus Kebakaran Bromo Dilimpahkan Polda Jawa Timur ke Kejaksaan
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo
- Program Padat Karya DIY Menyerap Tenaga Kerja 34.656 Warga DIY
- Pencermatan Rancangan DCT, KPU DIY Terima Perubahan dari Sejumlah Parpol
- Penutupan Selokan Mataram, Dinas Pertanian DIY Berupaya Minimalkan Dampak
- Agar Penonton Menikmati Pertunjukan, Wayang Jogja Night Carnival Hadirkan Tribun Berbayar
Advertisement
Advertisement