Advertisement
Lima Bulan Terakhir, Dinkes Catat Ada 50 Kasus Leptospirosis di Kulonprogo

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mencatat terdapat terdapat kenaikan tajam kasus leptospirosis selama lima bulan terakhir yang mencapai total 50 kasus dengan delapan kematian.
Kepala Dinkes Kulonprogo, Sri Budi Utami mengatakan bahwa angka kasus tersebut tercatat selama lima bulan terakhir pada 2023. “Jumlah kasusnya ada 50 dengan delapan kematian. Kalau pada 2022 ada 21 kasus dengan tiga kematian. Kasus yang tahun ini melebihi situasi normal nasional sebesar 15 persen,” kata Sri, Jumat (16/6/2023).
Advertisement
Sri mengatakan kasus leptospirosis lebih banyak ditemukan di Kapanewon Girimulyo dan Nanggulan. Karena itu, Dinkes kemudian melakukan survei vektor leptopspirosis di dua wilayah tersebut dengan memasang perangkap tikus.
“Penangkapan tikus dan pengambilan sampel kami lakukan di lingkungan Dusun Wadas, Giripurwo, Girimulyo dalam rangka penegakan dugaan penular leptospirosis dan penanggulangan vektor leptospirosis. Kegiatan kami lakukan dua hari dari Kamis sampai Jumat [15-16 Juni 2023] bekerja sama dengan BBTKLPP [Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit] Yogyakarta dan HAKLI [Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia] Kulonprogo,” katanya.
BACA JUGA: Selama Tiga Bulan, Dinkes Bantul Temukan 90 Kasus Leptospirosis
Sampel tikus tersebut selanjutnya akan diambil darah dan ginjalnya untuk diperiksa Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.
Sri juga mengatakan bahwa Dinkes bersama HAKLI Kulonprogo juga mencoba mencari tahu perilaku masyarakat, sebelum pemasangan perangkap tikus.
Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa petani menjadi pihak yang paling rentan terkena leptospirosis, mengingat petani lebih sering bersentuhan dengan air. Terlebih bakteri leptospira sanggup hidup berbulan-bulan di air.
Menjadi lebih rentan apabila terdapat bagian tubuh yang terluka, karena bakteri tersebut akan mudah masuk. Petani juga masih banyak yang tidak menggunakan pelindung tubuh untuk menghindari kontak dengan air secara langsung.
Sri mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Lalu, masyarakat juga harus tahu gejala pascaterjangkit leptospirosis seperti munculnya nyeri otot, sakit kepala, dan demam tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Warga Tangkap Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Semin Gunungkidul
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
Advertisement