Advertisement
Kali Oya Simpan Potensi Jejak Peradaban Purba, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Heboh penemuan mortir di daerah aliran sungai (DAS) Oya hanya menjadi segelintir temuan di kali tersebut. Pasalnya, sungai yang mengalir dari Wonogiri, Gunungkidul hingga Bantul ini disinyalir memiliki jejak peradaban purba.
Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indah Asikin Nurani mengatakan sudah beberapa kali melakukan penilitian di DAS Oya. Meski demikian, hasilnya belum signifikan dikarenakan masih menjadi misteri hingga sekarang. “Masih butuh kajian yang mendalam untuk mengungkap jejak purba di Kali Oya,” kata Indah saat dihubungi, Minggu (18/6/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan hasil dari penelitian pada 2016 yang menyusuri sungai dari Playen sampai Semin memperlihatkan bahan baku maupun artefak yang mendukung adanya bekas hunian dan aktivitas manusia di masa paleolitikum (Zaman Batu Tua) di Kali Oya.
Beberapa alat ini seperti kapak perimbas, kapak penetak hingga alat serut untuk menguliti binatang yang terbuat dari batu. “Semakin ke arah timur, banyak sekali bahan baku [batu pembuat kapak] maupun artefak yang menunjukkan adanya tempat okupansi,” katanya.
BACA JUGA: Kali Oya Gunungkidul Jadi Tempat Berburu Perhiasan saat Kemarau
Indah menekankan, temuan-temuan yang berhasil didapatkan belum bisa mengungkap secara menyeluruh berkaitan dengan jejak purba di Kali Oya. Hal ini dikarenakan, belum ada temuan fosil yang insitu seperti manusia maupun fauna sama sekali tidak ditemukan.
“Temuan alat-alat batu sangat banyak. Tapi, tinggalan organik dalam hal ini fosil-fosil manusia maupn fauna sama sekali tidak ditemukan. Jadi, untuk mengungkapnya butuh penelitian yang lebih tajam [mendalam],” kata Indah.
Sebelumnya diberitakan, pada Rabu (14/6/2023) warga yang sedang beraktivitas mencari benda berharga di alirahan Kali Oya di Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen menemukan mortir aktif. Carik Watusigar, Karsimin mengatakan, aktivitas pencarian benda berharga seperti perhiasan emas, cincin dan lainnya merupakan hal yang biasa saat kemarau. “Kebetulan saja menemukan mortir. Kalau sebelum-sebelumnya ada yang menemukan perhiasan seperti cincin, ali-ali hingga liontin dari emas,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara mengatakan, terkait dengan peradaban di Kali Oya masih membutuhkan penelitian. Menurut dia, sudah banyak temuan yang diperoleh di sepanjang aliran sungai ini. “Pernah ditemukan koin uang kuno di zaman VOC. Tapi, memang untuk benar-benar mengetahuinya maka butuh penelitian yang mendalam,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jaga Stabilitas Harga, Operasi Pasar Digelar di Pasar Argosari Wonosari Gunungkidul
- Kekurangan Siswa, SMP Ma'arif Yani Kulonprogo Resmi Ditutup, Siswanya Diminta Pindah Sekolah
- SPMB 2025, Jalur Afirmasi Tambahan Sudah Terpenuhi, Sejumlah SMA/SMK di DIY Masih Kekurangan Siswa
- Harganas Harus Mengusung Semangat Inklusif dan Kolaboratif
- Tol Jogja-Kulonprogo, 1.187 Bidang Tanah Dibebaskan, Uang Ganti Kerugian Tembus Rp1,3 Triliun
Advertisement
Advertisement