Advertisement
Yayasan Siswa Among Beksa Lestarikan Seni dengan Dokumentasi
Suasana pentas tari Yayasan Siswa Among Beksa untuk dokumentasi di TBY, Rabu (28/6/2023). - Harian Jogja - Triyo Handoko
Advertisement
JOGJA—Yayasan Among Beksa menyelenggarakan dokumentasi dua tari klasik Jawa di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Rabu (28/6/2023). Dua tari yang didokumentasikan tersebut adalah Beksan Sihipie Raden Wijaya dan Bedhaya Penganten.
Dua tari tersebut dikembangkan oleh pendiri Yayasan Siswa Among Beksa, yaitu GBPH Yudanegara. Tari Beksan Sihipie Raden Wijaya menceritakan pertarungan antara Raden Wijaya dan Shipie, sedangkan tari Bedhaya Penganten menceritakan prosesi pernikahan Jawa.
Advertisement
Bendahara Yayasan Siswa Among Beksa, Ratri Praptini Astuti menjelaskan dokumentasi ini dilakukan agar warisan tari tersebut dapat terus dilestarikan.
“Dengan dokumentasi ini maka dua tari ini kedepan dapat terus dilestarikan dan diajarkan ke generasi muda lewat video pementasan tadi,” katanya.
Ratri menceritakan tari Bedhaya Penganten jadi salah satu karya maestro GBPH Yudanegara dimana diciptakan pada 1990. “Baru pertama kali dipentaskan, sehingga agar dapat terus dilestarikan kami dokumentasikan agar dapat dipelajari bersama generasi muda,” katanya, Rabu sore.
BACA JUGA: Kasus Penggelapan Uang Apartemen Malioboro City, Korban Melapor ke Bareskrim
Salah satu penari Yayasan Siswa Among Beksa, Pulung Jati Ronggo Murti yang turut tampil dalam dokumentasi tersebut menjelaskan terdapat tantangan dalam merevitalisasi karya maestro tari GBPH Yudanegara.
“Sumber yang ada terbatas, kami sesuaikan dengan data dan arsip yang ada semaksimal mungkin sesuai dengan karya Eyang Yudha,” katanya di sela-sela dokumentasi.
Pulung sebagai seniman tari menyebut dokumentasi ini penting agar dua tari tersebut tercatat sejarah dan ada referensinya dengan baik.
“Dokumentasi ini penting, dua tari ini bagian dari kekayaan budaya Jogja dalam seni tari, sangat disayangkan jika dilupakan maka dokumentasi ini jadi pintu awal untuk terus menggali karya-karya Eyang Yudah,” ujarnya.
Tak hanya berhenti di dua tari tersebut, jelas Pulung, Yayasan Siswa Among akan terus menggali banyak karya GBPH Yudanegara.
“Saya yakin masih banyak karya beliau yang belum terekspose dan dipelajari dengan baik, sehingga penting untuk terus menggalinya agar bisa terus dilestarikan,” jelasnya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
LIMA 2025 Basketball Gandeng Nestle MILO, Jangkau 1.400 Atlet
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Sabtu 20 Desember 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Sabtu 20 Desember 2025
- BMKG Prediksi Hujan di Sejumlah Wilayah DIY Sabtu 20 Desember 2025
- Keraton Jogja Memperkuat Tertib Administrasi Tanah Kasultanan
- Dari Lahan Sempit, Warga Jogja Kembangkan Usaha Ternak Tikus Mencit
Advertisement
Advertisement



