Advertisement
1 Warga Bergejala Antraks Dirawat di Rumah Sakit di Gunungkidul
Gejala Antraks - ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Selain satu orang positif antraks meninggal dan dua lainnya berstatus suspek, ternyata masih ada satu warga lagi di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul tengah dirawat di rumah sakit. Satu orang tersebut memiliki gejala antraks, yaitu ada bintik merah di kulitnya, serta tangannya membengkak.
Satu orang tersebut kini tengah dirawat di RSUD Wonosari. “Kami terus berkoordinasi dengan keluarganya, infonya keadaannya sehat tapi tangannya bengkak dan ada bintik merah di kulitnya, kalau demam sudah mereda,” jelas Dukuh Jati, Yulianus Sugeng Ariyanto, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
Sugeng menyebut satu orang yang dirawat tersebut mulai dibawa ke rumah sakit sejak dua hari lalu. “Kami belum dapat info diagnosis dokter pada warga kami ini, tapi yang bersangkutan memang mengonsumsi daging sapi yang sudah meninggal sebelum disembelih seperti korban positif antraks,” katanya.
Konsumsi daging hewan dari sapi yang sudah mati sebelum disembelih tersebut, jelas Sugeng, dilakukan sekitar 85% warganya.
BACA JUGA: Hore, Kereta Cepat Bakal Melewati Jogja
“Kalau di sini, memang kalau ada sapi yang mati mendadak karena sakit itu lalu warga bersolidaritas membantu dengan menyembelih lalu dikonsumsi bersama. Sapi yang mati itu dihargai untuk meringankan beban yang punya, jadi tidak gratis tapi memang sukarela,” jelasnya.
Sugeng menegaskan pembelian sapi mati karena sakit sudah dilakukan sejak lama dan inisiatif warga bukan permintaan pemilik sapi yang mati.
“Sejak simbah buyut dari lama seperti itu, di sini sapi itu seperti tabungan kalau di Jawa kan rajakaya. Kalau mati kan berarti tabungannya hangus, supaya tidak hangus banget dibantu, jadi bukan permintaan pemilik sapi yang mati tapi memang solidaritas saja,” katanya.
Diketahui, Mei lalu ada empat sapi mati mendadak di Jati, Semanu itu. “Semuanya lalu dibeli warga dan dikonsumsi, ada juga yang tidak ikut konsumsi. Bebas saja semuanya suka rela tidak ada yang memaksa,” ujarnya.
Sedangkan Lurah Candirejo Renik David Warisman menyebut pihaknya akan mengawal kasus ini hingga warga dinyatakan negatif antraks. “Kami akan mendampingi sampai semuanya sehat dan nol kasus, ini jadi pembelajaran bersama agar lebih berhati-hati,” ucapnya.
Renik mengetahui kejadian antraks di wilayahnya sejak Dinas Kesehatan Gunungkidul melakukan pengecekan darah warganya. “Kami juga akan koordinasi dengan pihak terkait terutama Dinkes dan puskesmas juga,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KA Bandara Jogja, Rabu 29 Oktober 2025
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman, Rabu 29 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Hujan Ringan, Rabu 29 Okt 2025
- Realisasi TJSP Sleman 2024 Tembus Rp16,2 Miliar dari 74 Perusahaan
- Desa Wisata Panjangrejo Bantul Bangkit, Genjot Edukasi Gerabah
Advertisement
Advertisement



