Penyebaran Antraks Bisa Meluas, Ini Penjelasan Ahli

Advertisement
Dosen FKKMK UGM Citra Indriani menerangkan cakupan jarak bahaya penyebaran antraks sangat tergantung luasan tetesan darah ternak yang terjangkit antraks.
BACA JUGA: Viral Penyakit Antraks di Gunungkidul, Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati
Advertisement
Bila ternak yang mengidap antraks dibawa dan darahnya menetes sepanjang jalan, lokasi jatuhnya darah tadi juga patut diwaspadai dapat menjadi titik penyebaran spora antraks. Padahal spora antraks bisa bertahan puluhan tahun.
"Jarak bahaya akan sangat tergantung dari area penyembelihan atau ketika sapi setelah disembelih dibawa dengan cara apa, darahnya netes atau tidak. Itu areanya sangat tergantung dengan itu," terangnya pada Jumat (7/7/2023).
Sehingga bila darah sapi antraks tercecer di sepanjang jalan, maka jarak bahayanya juga akan semakin luas. "Jadi kalau darahnya sudah tercecer, ya kalau itu panjang ya akan menjadi luas," ungkapnya.
"Ada kejadian juga tidak ada kontak dengan hewan yang sakit tetapi kemudian ada yang mengalami mirip dengan antraks kulit, mungkin karena spora yang terbawa yang kita tidak tahu sampai di mana," terangnya.
Tak hanya tercecer di sepanjang jalan, darah sapi terkena antraks bisa menempel pada alas kaki manusia atau perangkat lain yang sempat kontak dengan darah di lokasi antraks. Hal ini tentu menambah luas potensi cakupan penyebaran antraks.
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan bila spora antraks tidak hanya menempel di tanah, namun bisa juga pada alas kaki bahkan pakaian.
"Karena begitu darah tadi tercecer-cecer terbentuk spora, sepatu atau alas kaki yang digunakan baik itu petani, mungkin yang pengin tahu penduduk di situ [bisa tertempel spora], kan jarang sekarang orang nyeker," ungkapnya.
Selain alas kaki, orang yang kontak dengan kandang atau peralatan lain yang terkena darah sapi antraks juga dapat beroperasi menyebarkan spora. "Jadi tidak mudah untuk mencegah supaya spora ini tidak menyebar kemana-mana," ujarnya.
BACA JUGA: Ramai Dibicarakan, Ini 4 Tipe Antraks pada Manusia
Dosen Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono menambahkan bakteri dan spora antraks yang tak kasat mata, membuat upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah meminimalisir risiko penularan.
Karena proses tawar menawar, pembatasan lalu lintas ternak hanya dilakukan pada dusun yang ditengarai menjadi pusat penyebaran antraks. "Maka yang bisa kita lakukan setelah tawar menawar ya sudah dusun itu aja," ujarnya.
Padahal menurut Nanung, ternak di dusun tersebut bisa diambil alih oleh pemerintah diganti dengan uang dan dimusnahkan. "Mungkin desa itu diambil oleh pemerintah semua sapi dimusnahkan semuanya kemudian diganti pemerintah dengan uang, saya kira bisa juga sebenarnya," tuturnya.
"Ya nambah anggaran enggak apa-apa, tapi daripada nanti nyebar kemana-mana," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menparekraf Pastikan Indonesia Siap Gelar Seri MotoGP 2023 di Mandalika
Advertisement

Garrya Bianti, Resort Eksklusif Baru di Jogja yang Cocok untuk Healing Anda
Advertisement
Berita Populer
- Daftar Jalur Trans Jogja Melewati Kampus hingga Rumah Sakit
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 4 Oktober 2023
- Produk Oleh-Oleh Diuji Laboratorium untuk Jamin Pangan Pariwisata Sehat
- Pagi Ini Jalanan Kota Padat Merayap, Anak Sekolah Ikut Karnaval Budaya Rayakan HUT Jogja
- Jadwal Terbaru! Lokasi SIM Keliling Bulan Oktober 2023 di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement