Advertisement
Ramai Dibicarakan, Ini 4 Tipe Antraks pada Manusia

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Ramai soal kasus penyakit antraks di Gunungkidul, dosen UGM jelaskan sejumlah tipe antraks yang dapat menular ke manusia.
Dosen FKKMK UGM, dr. Citra Indriani menerangkan ada empat tipe penyakit antraks yang dapat diidap oleh manusia. Empat tipe antraks tersebut meliputi antraks kulit, antraks saluran pernapasan, antraks saluran pencernaan dan antraks injeksi. "Antraks kulit, ini adalah bentuk yang paling sering terjadi," kata dia, Jumat (7/7/2023).
Advertisement
Antraks kulit terjadi ketika seseorang menyembelih ternak terjangkit antraks lantas sebagian darah ternak yang mengandung bakteri ataupun spora tersebut kontak dengan kulit yang tidak utuh atau luka. "Meskipun kecil, bekas garukan pun bisa. Kemudian [bakteri] masuk ke tubuh seseorang tersebut," jelasnya.
Gejalanya, kulit yang terluka atau tidak utuh tadi akan menghitam. Di sekitarnya akan ada terjadi pembengkakan. Lebih lanjut, pembengkakan ini bisa menjalar ke atas melalui kelenjar getah bening.
"Jadi kalau yang terkena di area tangan karena yang digunakan untuk menyembelih area tangan, kemudian terjadi luka di situ. Awalnya kecil, kemudian bengkak, kemudian menjadi luka. Bengkaknya ini lah yang membuat seseorang itu merasa kesakitan," kata dia.
Jenis antraks ini, kata Citra, merupakan yang paling banyak ditemui di Jogja. "Di Jogja ini adalah bentuk yang paling sering didapatkan," kata dia.
Bila tak segera ditangani, maka terapi pengobatan antibiotik yang diberikan akan menjadi terlambat. Keterlambatan inilah yang bisa menyebabkan fatalitas atau kematian pada penderita antraks. "Antraks kulit bisa menjadi kematian juga karena keterlambatan," ujar dia.
BACA JUGA: Catat! Ini 3 Cara Penularan Antraks ke Manusia dan Langkah Mencegahnya
Berbeda dengan antraks kulit, tipe antraks saluran pencernaan sulit dikenali. Kecuali orang tersebut menyampaikan adanya riwayat mengonsumsi daging yang terkontaminasi. "Tapi seseorang kan kadang tidak tahu apakah daging tersebut terkena antraks atau tidak," ujarnya.
Sementara antraks tipe pernapasan menurut penuturan Citra belum pernah ada catatan antraks tipe ini di Indonesia. Antraks tipe ini pernah terlaporkan terjadi di Amerika.
"Antraks yang injeksi memang karena dilaporkan pada mereka yang mempunyai kebiasaan penggunaan obat dengan injeksi. Tapi kita tidak ada laporannya sementara ini di Indonesia," lanjutnya.
Fatalitas pada kejadian antraks dapat ditekan lewat sejumlah cara. Pertama melalui langkah deteksi dini dan yang kedua melalui perawatan. "Perawatan terapi yang sesuai, antibiotik, kemudian fatalitas ini bisa kita cegah. Jadi tidak sampai terjadi kematian," jelasnya.
Di sisi lain, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni menuturkan ternak mati akibat antraks harus dikubur agar tidak menjadi sumber penularan.
Dalam penguburannya, lubang yang dibangun terlebih dulu disemen. Bangkai ternak selanjutnya ditimbun dengan tanah lalu ditutup dengan semen kembali. Hal ini juga sekaligus menjadi penanda agar lubang tidak dibuka kembali.
Pasalnya Agnes menuturkan jika spora antraks bisa bertahan selama bertahun-tahun. "Kalau tidak ditutup semen, tidak diberi tanda, suatu ketika dibongkar tanah itu, spora-sporanya masih ada," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 23 September 2023
- Giliran Kota Jogja, Cek Jadwal Pemadaman Listrik dan Wilayah Terdampak di Sini
- Berikut Sejumlah Rute Bus Trans Jogja, Ada yang ke Malioboro
- KPU DIY Sosialisasikan Aturan Kampanye dan Dana Kampanye Pemilu 2024
- Bulan Imunisasi Anak Dimulai, Dinkes Jogja Targetkan 100% Siswa Diimunisasi
Advertisement
Advertisement