Advertisement
Musim Kemarau, Waspada Penyakit Ispa sampai Iritasi Mata
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan Bantul mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dan memproteksi diri dari kemungkinan terserang penyakit di musim kemarau saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara menyampaikan terkait dengan musim kemarau kaitannya adalah musim kering yang tentunya banyak debu beterbangan. Debu beterbangan itu berpotensi mengenai mata sehingga dapat menyebabkan mata iritasi.
Advertisement
Selain mata, dengan banyaknya debu juga erat kaitannya dengan saluran pernapasan, seperti flu, batuk, influenza atau infesksi saluran pernapasan bisa terjadi.
Tidak hanya itu, namun dengan banyaknya debu juga berpotensi mengganggu saluran pencernaan, diare, muntaber bisa terjadi ketika debu yang yang terkontaminasi bakteri masuk ke dalam makanan yang dikonsumsi.
“Tentu kita harus mengingatkan kewaspadaan yang berhubungan penyakit-penyakit tersebut. Bagaimana upaya misalnya menggunakan masker ketika berada di tempat cukup banyak debu. Masker tidak hanya digunakan saat Covid-19 tapi juga sat ini di tempat tempat banyak debu bisa menyaring debu yang mengandung kuman-kuman. Selain itu bisa menggunakan kaca mata untuk melindungi mata,” katanya, saat dihubungi Rabu (19/7/2023).
Kendati demikian Agus belum melihat adanya lonjakan kasus penyakit di musim kemarau tersebut. Sejauh ini diakuinya pasien yang menderita penyakit-penyakit tersebut masih dalam batas normal seperti bulan-bulan biasa.
Agus menilai musim kemarau saat ini juga terkadang berubah-ubah karena terkadang masih ada hujan meskipun intensitasnya relatif kecil. Kondisi tersebut juga rawan terhadap penyakit.
Karena itu ia meminta masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang berigizi seperti sayuran, buah-buahan, dan vitamin.
Lebih lanjut Agus mengatakan pada musim kemarau ini potensi kekurangan air bersih juga tinggi khususnya di wilayah-wilayah tertentu. Ia berharap masyarakat tetap memanfaatkan sumber air bersih untuk memasak dan mengkonsumsinya. Tidak sembarang air dikonsumsi karena rawan menimbulkan penyakit.
Ia menyarankan masyarakat yang kekurangan air bersih untuk meminta suplai air bersih dari instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Jangan memanfaatkan air dari telaga untuk mengkonsumsi karena rawan tercemar bakteri. Karena kalau air tidak layak konsumsi khawatir ada kuman mungkin bisa menyebabkan gangguan pencernaan, bisa diare karena tercemar bakteri yang bisa juga menyebabkan penyakit tipes,” katanya.
Pihaknya melalui puskesmas di tiap kapanewon di Kabupaten Bantul, terus berupaya untuk menggalakkan gerakan masyarakat hidup sehat atau Germas, kesehatan lingkungan, dan pengawasan kualitas air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rencana Merger BTN Syariah-Bank Muamalat, OJK: Belum Ada Permohonan Tertulis
- Ada 30% Calhaj Lansia dan Difabel, PPHI Embarkasi Haji Solo Siapkan Tim Khusus
- Dugaan Bullying di MTs Negeri Semarang, Pelaku dan Korban Ternyata Teman Dekat
- Kreatif, Warga Purbalingga Bikin Sedotan dan Sumpit dari Tanaman Gelagah
Berita Pilihan
Advertisement
Dituding Mutu Jalan Tol MBZ di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola
Advertisement
Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Panduan Pendaftaran ASPD untuk Siswa Luar DIY, Cek di Sini
- Abdi Dalem Kraton Yogyakarta Ikut Mendaftar sebagai Calon Walikota Jogja di Pilkada 2024
- Pemkot Jogja dan Pemkab Bantul Kerja Sama Pengolahan Sampah di Bawuran
- Sampah di Depo Membeludak dan Meluber, Warga Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Jogja
- PHRI DIY Khawatirkan Dampak Larangan Study Tour
Advertisement
Advertisement