Advertisement
Gawat! Kasus Leptospirosis di Gunungkidul Naik Dua Kali Lipat

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat hingga Juli 2023 ini ada tiga warga yang meninggal karena penyakit leptospirosis. Total penularan sudah mencapai 62 kasus, masyarakat diminta mewaspadai penyebaran penyakit ini.
BACA JUGA: Waspada! Hingga Mei, Kasus Leptospirosis di Gunungkidul Melebihi Kasus Tahun 2022
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, penyebaran leptospirosis hampir mirip dengan DBD. Yakni, potensi penularan meningkat saat musim penghujan.
Meski demikian, ia tidak menampik pada saat kemarau potensi serangan juga ada karena penyebaran juga berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan.
Dewi mencatat hingga sekarang sudah ada tiga warga meninggal dunia karena terjangkit penyakit yang salah satunya disebabkan karena air kencing tikus ini.Adapun jumlah kasus mencapai 62 orang dinyatakan terjangkit leptospirosis.
“Kasus terakhir terjadi Juni lalu. Sedangkan untuk Juli hingga sekarang belum ada laporan temuan penyakit ini,” kata Dewi kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).
Menurut dia, trend penyebaran di tahun ini meningkat karena di 2022 hanya ada 31 kasus dalam setahun. Potensi penambahan kasus masih sangat mungkin sehingga masyarakat harus mewaspadai ancaman leptospirosis.
Guna mengurangi risiko penularan, Dewi meminta kepada masyarakat untuk terus menjalani pola hidup bersih dan sehat serta rajin berolahraga.
Selain itu, juga terus menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi sarang persembunyian tikus yang sering kali menjadi penyebab penularan penyakit ini.
“Kalau lingkungan bersih maka kemunculan tikus bisa ditekan sehingga potensi penularan juga bisa berkurang,” katanya.
Ia menambahkan, potensi penularan tidak hanya berada di lingkungan rumah, tapi juga berada di area persawahan. Ia meminta kepada petani saat beraktivitas memakai alat pelindung diri seperti sepatu both, sarung tangan hingga baju lengan panjang.
“Untuk pencegahan kami juga akan mengoptimalkan peran dari Satgas One Health yang ada di setiap kapanewon,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto mengatakan, kasus leptospirosis tetap harus menjadi perhatian serius Pemkab Gunungkidul. Upaya pencegahan butuh dioptimalkan sehingga jumlah kasusnya tidak terus bertambah.
“Harus gerak cepat. Apalagi sudah ada korban jiwa. Jangan sampai kasusnya terus bertambah,” katanya.
Menurut dia, sosialisasi pencegahan harus digalakkan karena penyebaran penyakit ini juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan.
“Semoga dengan aksi nyata dalam pencegahan membuat penyebaran bisa terkendalikan,” katanya.
Kasus leptospirosis di Gunungkidul
Tahun kasus kematian
2017 64 16
2018 16 1
2019 9 2
2020 6 1
2021 17 4
2022 31 4
2023* 62 3
*) data sampai Juli 2023
Sumber: Dinas Kesehatan Gunungkidul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Solusi Bangun Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Kebumen untuk Pengelolaan Sampah Perkotaan dan Pemanfaatan RDF
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Festival Jeron Beteng Jogja, Ada Layang-Layang hingga Pawai Ogoh-Ogoh
- Belasan Ribu Siswa di Gunungkidul Akan Mengikuti Tes Pengganti Ujian Nasional Tahun Ini
- Sekda Ingatkan Warga Hentikan Brandu, Pastikan Vaksin Cukupi Kebutuhan
- Antisipasi TPPO, Disnaker Sleman Minta Warga Tak Tergiur Gaji Besar Kerja di Luar Negeri dengan Kemudahan Persyaratan
- Sebelum Pasang Popok Kuda, Pemkot Jogja Tertibkan Dulu Parkir Andong di Malioboro
Advertisement