Puluhan Remaja Gunungkidul Hamil di Luar Nikah, Ini Langkah Bupati Sunaryanta untuk Mencegah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul mengupayakan sejumlah Langkah pencegahan menyusul banyaknya remaja Gunungkidul yang hamil di luar nikah.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan dalam berbagai pertemuan warga ia selalu menyampaikan terkait Gerakan anti pernikahan dini. Hal ini menjadi salah satu strategi agar orang orangtua turut membantu melakukan pencegahan persoalan yang menjadi penyebab tingginya permohononan dispensasi nikah. Adapun penyebab pernikahan dini lebih banyak disebabkan hamil di luar nikah.
Advertisement
“Mari bersama-sama menumbuhkan motivasi kepada anak untuk memiliki mimpi atau cita-cita serta berusaha mewujudkan impian tersebut menjadi kenyataan. Dengan begini, maka upaya pernikahan dini bisa dicegah,” katanya, Selasa (1/8/2023).
BACA JUGA : Angka Pernikahan Dini di Bantul Tinggi, Pemkab: Terus Kami Tekan
Kasus pernikahan dini di Gunungkidul masih tinggi. Tahun 2022 lalu total ada 182 kasus pernikahan dini, sedangkan tahun ini sudah ada 97 kasus. Dari jumlah ini ada 33 anak atau remaja yang posisinya sedang mengandung atau hamil di luar nikah.
“Ini jelas tidak baik karena kalau dibiarkan bisa berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia [IPM] di Gunungkidul,” ucapnya.
Menurutnya sudah banyak program yang dijalankan dengan menyasar ke kapanewon maupun di kalurahan. “Tentunya agar hasilnya optimal, peran dari masyarakat juga sangat dibutuhkan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty siap berpartisipasi dalam upaya pencegahan pernikahan dini. Gerakan terus dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan di setiap kalurahan.
“Kami terus berupaya agar angka pernikahan dini bisa ditekan,” katanya.
Pencegahan pernikahan dini juga menjadi bagian dari mencetak generasi unggul. Pasalnya, proses pernikahan dini sangat berbahaya karena terkait dengan kesehatan reproduksi sehingga bisa menyebabkan bayi lahir stunting.
“Kalau stunting maka akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak-anak di masa depan. Ini baru dari sisi kesehatan, karena ada dampak lain dari pernikahan dini seperti masalah sosial hingga ekonomi,” katanya.
BACA JUGA : Gegara Hamil Duluan, Pernikahan Anak di Bantul Meningkat
Sunaryanta mengungkap adanya puluhan remaja hamil atau menikah dini, salah satunya disebabkan karena dampak negatif dari media sosial. Oleh karena itu perlu ada kesadaran bersama untuk membuat gerakan di masyarakat agar bijak dalam bermedsos.
“Berdasarkan kajian, dampak buruk dari medsos ada sekitar 45% terhadap terjadinya kasus pernikahan dini atau anak hamil duluan. Jadi, terus kami sampaiakan kepada para orang tua agar terus mengawasi dalam penggunaan gawai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement