Mulai Beroperasi, Begini Cara Penanganan Sampah di TPSS Tamanmartani
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Tamanmartani mulai beroperasi per Senin (7/8/2023). Tempat penitipan sampah yang berlokasi di Padukuhan Kebon, Kalurahan Tamanmartani, Kalasan ini menampung sampah maksimal 50 ton sehari dari seluruh wilayah Sleman.
Dari pantauan Harian Jogja di lapangan, truk pertama dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman terlihat memasuki TPSS dan menaruh 5 ton sampah di sudut TPSS yang telah dilapisi geomembran sekitar pukul 11.30 WIB. Sampah tersebut kemudian disemprot dengan ecolindi untuk menghilangkan bau.
Advertisement
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menjelaskan lahan TPSS dibuat berbentuk kolam berkedalaman 2,5 meter dengan sudut kemiringan ke selatan untuk mengalirkan lindi atau cairan sampah ke arah selatan. Ujung kemiringan ditujukan untuk mengalirkan air lindi dibuatkan atau diberi bak penampung untuk menampung air lindi yang terkumpul.
Setelah terkumpul air lindi disedot untuk diolah atau dibuat ecolindi. “Setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat, kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah,” katanya.
BACA JUGA: Pakar: Pemilahan Tetap Jadi Kunci Penanganan Sampah di DIY
Kapasitas TPSS ini sebesar 1500 ton atau sekitar 3.750 meter kubik. Sampah masuk setiap hari kurang-lebih 50 ton dan rencana operasi sampah masuk selama 30 hari. TPSS ini untuk menampung sampah dari seluruh wilayah Sleman, dengan armada pengangkut truk DLH Sleman yang mengangkut sampah dari transfer depo.
Wilayah yang berpotensi banyak diangkut sampahnya menurutnya di daerah perkotaan. “Yang paling banyak di Depok, Mlati, Ngaglik, sebagian Kalasan, Sleman dan Gamping. sedangkan yang pinggir-pinggir seperti Minggir, Cangkringan, sudah bagus semua,” katanya.
Meski TPSS sudah beroperasi, ia meminta masyarakat tetap mengurangi produksi sampah dan memilah sampah. Hal ini untuk mengakomodir sampah yang tidak mampu tertampung di TPSS, karena pada kondisi normal Sleman menghasilkan 300 ton sampah per hari.
“Ini kan memang kami berusaha, sisanya nanti ada pemilahan. Nanti kami prioritaskan di kota-kota, yang ada sampah banyak. Kami percaya masyarakat Sleman akan mulai memilah karena kami sosialisasi terus,” ungkapnya.
Ia memastikan perkantoran di lingkungan Pemkab Sleman juga akan melakukan hal yang sama. “Kantor-kantor semua di Kabupaten Sleman rencananya juga sudah mulai memilah sampah. Rapat-rapat sudah tidak pakai plastik dan sebagainya,” kata dia.
Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani, menuturkan 14 transfer depo yang ada di Sleman sejak 23 Juli lalu tutup total. Mulai Senin (7/8/2023) ini kembali dibuka secara terjadwal. “Jadi di sana sudah ada kapan dia buka, misal Tridadi hari ini dia buka. Kemudian misalnya Nologaten, jadi kami sudah jadwalkan itu semua,” katanya.
Kemudian untuk membatasi 10 truk yang masuk setiap harinya di TPSS Tamanmartani ini, dari pihak padukuhan sudah ada panitia yang bertugas. “Masyarakat di sini sudah punya panitia. Jadi kami sudah lewat satu truk misalnya jadi 11, ya bisa truk itu disuruh pulang,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada 2024, Bawaslu DIY Temukan Kekurangan Surat Suara di Beberapa TPS Ini
- Polda DIY Sebut Pengamanan Pilkada Jadi Prioritas
- Gunakan Hak Pilih Perdana di Pilkada, Pemain Muda PSS Ini Mimpikan Kemajuan Sepak Bola
- Lulusan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Siap Bekerja di Dalam maupun Luar Negeri
- CPNS 2024: Pemkab Sleman Berikan Bocoran Materi Ujian Seleksi Kompetensi Bidang, Ini Linknya
Advertisement
Advertisement