Advertisement
Banyak Sampah di Pinggir Jalan Kota Jogja, DLH: Tak Semuanya Bisa Terangkut
Beberapa gerobak sampah berjejer di depan depo pembuangan sampah sementara di samping Stadion Mandala Krida, Umbulharjo, Jogja, Senin (9/5/2022). - Harian Jogja/Sirojul Khafid
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dibatasinya pembuangan sampah ke TPA Piyungan berdampak pada kondisi kebersihan Kota Jogja. Banyak sampah yang dibuang di pinggir jalan dan tidak semua bisa terangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setiap hari.
Sisa sampah di pinggiran jalan ini disebabkan kuota terbatas dalam pengangkutan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja. “Kondisinya pengakutan yang kami lakukan jumlahnya terbatas, hanya 100 ton per hari ke TPA Piyungan dan 15 ton perhari ke TPA Banyuroto, mau tidak mau ada yang tersisa,” jelas Kepala Bidang Persampahan DLH Jogja Ahmad Haryoko, Rabu (8/9/2023).
Advertisement
Haryoko menyebut tumpukan sampah di pinggir jalan juga disebabkan pembuangan oleh warga yang tidak sesuai jam operasional pengangkutan. “Kami angkut tiap pagi, setelah diangkut ternyata siang hari ada yang buang di pinggiran jalan,” katanya.
Meskipun menyisakan sampah di pinggiran jalan, lanjut Haryoko, Pemkot Jogja terus berkomitmen melakukan pengangkutan. “Depo juga sudah kami buka harusnya memang tidak dibuang ke pinggir jalan tapi ke depo, ini sudah kami sosialisasikan juga,” katanya.
BACA JUGA: Diminta Tampung Sampah dari Jogja, Bupati Gunungkidul: Tunggu, Ini Perlu Ada Kajian Dulu
Haryoko menyatakan belum banyak opsi agar masalah sampah di pinggir jalan tidak ada lagi. “Pembukaan depo sudah dilakukan, pengangkutan rutin di pinggir jalan juga rutin, kami juga sangat berharap masyarakat turut berpartisipasi mengatasi sampah ini,” katanya.
Partisipasi yang dapat dilakukan warga Jogja, lanjut Haryoko, dengan membuat biopori di tiap rumah. “Biopori ini mudah dibuatnya, tidak perlu alat macam-macam, lahan sempit juga bisa buat maka mari bantu pengelolaan sampah ini dengan biopori,” ujarnya.
Pengelolaan mandiri sampah oleh warga Jogja, sambung Haryoko, juga tak terbatas pada biopori. “Ada banyak model yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan yang ada, sebelum darurat sampah ini kami juga sudah gencarkan model-model penanganan sampah ini dari losida, maggot, dan lainnya. Kami harap masyarakat dapat kreatif mengelola sampahnya” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Percepat Dekontaminasi, Satgas Cs-137 Relokasi 91 Warga Cikande
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting
- Legislatif Tekankan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Layanan Publik
- 22 Kontingen dari Berbagai Daerah Ikuti Menoreh Tourism Festival 2025
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
- Ungkap Kasus Proyek Kereta Cepat, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK
Advertisement
Advertisement



