Advertisement

Promo November

Nandur Srawung X Apresiasi Bagi Seniman yang Berjasa dalam Ekosistem Seni Indonesia

Media Digital
Rabu, 16 Agustus 2023 - 05:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Nandur Srawung X Apresiasi Bagi Seniman yang Berjasa dalam Ekosistem Seni Indonesia Dian Laksmi dan Purwiati memberikan penghargaan kepada Kenny Hartanto, dan Yani Saptohoedojo dalam pembukaan NS X di TBY, Selasa (15/8 - 2023).

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Perkembangan seni yang merambah ke generasi muda menjadi fenomena yang ada di DIY juga beberapa daerah lainnya.

Dalam penyelenggaraan Nandur Srawung (NS) X dengan tajuk Habitat: Loka Carita, diselenggarakan Young Rising Artist Award dan Lifetime Achievement Award sebagai apresiasi bagi seniman yang berpengaruh dalam perkembangan seni di Indonesia.

Advertisement

Kepala Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Purwiati menyampaikan dalam NS X ada ajang pemberian penghargaan bagi sejumlah pelaku seni di Indonesia yang dinilai memiliki potensi dan berjasa dalam perkembangan seni. 

“TBY memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi teman teman perupa dalam NS kali ini. Artinya dari event tersebut ada pemberian penghargaan untuk seniman muda yang dianggap memiliki potensi. Penghargaan juga diberikan untuk tokoh yang berjasa untuk ekosistem Indonesia,” katanya di TBY, Selasa (15/8/2023). 

BACA JUGA: TBY Pamerkan 50 Karya Terbaik Hasil Lomba Fotografi

Apresiasi bagi para pelaku seni yang telah berpengaruh dalam perkembangan seni selama ini pun turut diberikan. Bagi seniman muda diberikan penghargaan dalam Young Rising Artist Award, sementara bagi tokoh yang berjasa dalam ekosistem seni rupa Indonesia akan diberikan apresiasi dalam Lifetime Achievement Award. 

Dengan mulai banyak seniman muda mewarnai perkembangan seni di Indonesia, terutama di Jogja, Purwiati mengapresiasi fenomena tersebut. Menurutnya fenomena tersebut menandakan semakin baiknya perkembangan seni dari waktu ke waktu. 

“Sangat luar biasa, bahwa tidak perlu khawatir seniman apapun ada di Jogja, senirupa, pantomim, pertunjukan. Saya rasa semakin lama semua memiliki kualitas yang luar biasa, TBY turun memberikan ruang disana,” katanya. 

Dalam mendukung perkembangan seni di Indonesia, menurut Purwiati pihaknya berupaya memberikan ruang bagi para seniman untuk berkesenian. 

“Dalam perkembangan ekosistem seni rupa, TBY berperan sebagai ruang laboratorium, [tempat] pengolahan dan pengembangan seni dan pameran,” katanya. 

Kemudian, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Lakshmi menyampaikan dalam NS X diberikan penghargaan secara khusus kepada seniman muda dan seniman yang berjasa dalam perjalanan seni di Indonesia. Kedua penerima penghargaan tersebut menurut Dian merupakan seniman yang selama ini konsisten memberikan kontribusi untuk perkembangan seni di Indonesia. 

“Saya kira agenda seperti ini adalah momen yang tepat memberikan penghargaan kepada seniman yang berjasa dan mewarnai dunia seni rupa. Tokoh yang menjadi pilihan benar-benar menggambarkan perjalanan hidup dan daya aruhnya, dampaknya dari dulu sampai sekarang yang tetap konsisten. Itu yang ingin kita hargai sebagai bentuk transfer semangat bagi generasi selanjutnya,” katanya. 

Semetara Kurator NS X, Rain Rosidi menyampaikan penghargaan tersebut diberikan kepada setelah para seniman dinilai berdasarkan karya, curriculum vitae dan portofolionya. 

“Penghargaan Young Rising Artist Award dan Lifetime Achievement Award menegaskan esensi hormat dan harapan besar pada ekosistem seni yang berkelanjutan,” katanya. 

BACA JUGA: Tari Pertunjukan Nyantrik Akan Tampilkan 20 Penari Muda Jogja

Dalam penghargaan Young Rising Artist Award menurut Rain diberikan penghargaan kepada para seniman yang berusia dibawah 35 tahun. 

“Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi bagi seniman muda yang dianggap memiliki potensi dalam karir berkeseniannya,” katanya. 

Sementara menurut Rain, dalam penghargaan Lifetime Achievement Award, NS X berupaya memberikan apresiasi bagi seniman yang dinilai berjasa dalam dunia seni rupa dan kebudayaan.

Dalam penghargaan Young Rising Artist Award penghargaan diberikan kepada Kenny Hartanto, sementara Lifetime Achievement Award diberikan kepada Yani Saptohoedojo.

Selain apresiasi kepada para seniman, menurut Rain dalam NS X juga menghadirkan berbagai karya seni dari seniman nasional dan internasional. Dalam presentasi karya, menurutnya NS X ruang-ruang pameran dibagi dalam beberapa klaster yang berupaya menggali relasi seni dan aspek yang melingkupinya, antara lain spiritualitas, ekologi, identitas, aktivisme, teknologi, dan literasi. 

Kemudian menurut Rain ada pula Nandur Gawe yang merupakan program residensi seni bagi para seniman untuk mendapatkan pengalaman riset, memahami warisan budaya dan menciptakan karya seni yang berkaitan dengan tema pameran sekaligus mengenai situs residensi masing-masing. Residensi seni tersebut diselenggarakan di Kampung Ketandan, Pesanggrahan Ambarukmo, Pohon Resan, Makam Seniman Giri Sapto, dan Cagar Budaya Bulurejo. 

Rain pun berharap dalam NS X masyarakat pun dapat berkunjung ke lima situs residensi tersebut. "Program ini diharapkan memberikan wawasan lebih mendalam tentang proses kreatif seniman dan karya yang dihasilkan dari residensi tersebut,” katanya. 

Selain itu, menurut Rain ada pula Bursa Seni yang diselenggarakan sebagai wadah bagi para seniman, kreator, dan pengrajin untuk memperkenalkan serta menjual ragam karya merchandise. Kemudian ada pula performance lecture, beberapa karya seni interaktif, lokakarya bersama praktisi, dan workshop. 

Salah satu seniman dari Jogja,  Chandra Rosselinni menampilkan My Bedroom Paradise #2 dalam klaster inklusivitas. Chandra sebagai seorang yang terlahir dengan disleksia serta Differentiation of Sex Development (DSD) menyampaikan pengalamannya melalui karyanya yang berbahan charcoal, pensil, watercolor, canvas dan video. Dalam karyanya tersebut, Chandra ingin menyuarakan bahwa anak-anak yang terlahir dengan disleksia dan DSD pun memiliki hak yang sama dengan sesama manusia lainnya. 

BACA JUGA: TBY Gelar Eksperimentasi Tari Berjudul Manah

“Saya mencoba sharing tentang pengalaman saya sebagai orang disleksia dengan teks yang saya buat di belakang,” katanya. 

Dalam karyanya, Chandar melukis dengan media charcoal, sementara ada teks video dengan huruf yang terbalik-balik di bagian tengahnya. Dengan karya itu, ia ingin menggambarkan bagaimana para disleksia melihat tulisan. Dia ingin agar para disleksia dapat lebih percaya diri. Dia percaya setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing, termasuk mereka yang mengalami disleksia. 

“Mereka [para disleksia] punya hal yang tidak bisa dilihat orang banyak. Saya ingin sharing dan saling menguatkan lewat karya ini,” katanya. 

Sementara pengunjung pameran NS X, Abdul J. Nugroho menyampaikan telah mengikuti NS sejak beberapa tahun lalu. Dalam NS X dia pun terkesan keberagaman material dan metode yang dibawakan para seniman di setiap karyanya. 

“Pameran NS kali ini keren-keren karyanya. Banyak sekali eksplorasi material, bahan, ide dan visualnya karya banget tahun ini. Kesannya seru, banyak karya interaktif, sehingga banyak hal baru yang dicoba di pameran kali ini,” katanya. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan

News
| Minggu, 24 November 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement