Advertisement

Sinergi dan Gotong Royong Jadi Ikhtiar Pengelolaan Sampah Perkotaan

Media Digital
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 08:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Sinergi dan Gotong Royong Jadi Ikhtiar Pengelolaan Sampah Perkotaan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo (tengah topi putih) bersama Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta yang juga Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya (berdiri kanan) saat melihat hasil panen bawang merah yang dihasilkan warga RW 11 Mendungan, Giwangan, menggunakan pupuk dari hasil olahan sampah organik, 29 Juli 2023.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jogja punya sejarah penting dalam membentuk Republik Indonesia. Jogja tak hanya berstatus sebagai daerah istimewa, tetapi juga memainkan peran istimewa dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Selain menjadi pusat pemerintahan di masa revolusi sejak 1946, rakyat Jogja juga berperan dalam serangan militer pada 1949 yang membuat publik global memahami eksistensi Indonesia. Meraih ataupun mempertahankan kemerdekaan, semuanya membutuhkan semangat kebersamaan dan gotong royong.

Advertisement

BACA JUGA: Siap-siap! Jaringan Listrik Sejumlah Titik di Bantul Padam, Cek Lokasinya di Sini

Semua elemen bangsa bersatu, bahu membahu, dan menanggalkan ego kelompok untuk berjuang tanpa pamrih. Tanpa itu, mustahil bangsa ini mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan.

Dewasa ini, ketika kolonialisme sudah berakhir dan umur negara Indonesia sudah 78 tahun, tantangan yang dihadapi pun berbeda.

Jogja tak lagi menghadapi ancaman agresi militer, tetapi ada persoalan lain yang tak kalah peliknya. Salah satunya adalah pengelolaan sampah. Meski berbeda, ikhtiar untuk mengatasi persoalan ini tetap sama, yakni kebersamaan dengan semangat gotong royong dan menanggalkan ego kelompok. Harus ada semangat saling bantu, bahu membahu mengatasi masalah itu.

Tumbuhnya industri pariwisata di Jogja dan sekitarnya, juga pertambahan penduduk, membuat produksi sampah terus meningkat.

Pengelolaan sampah di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pengelolaan sampah rumah tangga dan kedua pengelolaan sampah spesifik.

Pengelolaan sampah rumah tangga membutuhkan sinergi bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan sampah rumah tangga sangat penting karena sampah yang dibuang ke TPST Piyungan didominasi sampah rumah tangga.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah.

Saat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sudah kelebihan beban dan beberapa kali ditutup, Pemkot Jogja punya beberapa solusi untuk mengelola sampah sejak dari hulu, yakni di level rumah tangga.

Jogja sudah meluncurkan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) yang menekan volume sampah kota sebesar 87 ton atau setara 30% total sampah yang ada.

Jogja juga menggencarkan Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo). Gerakan Mbah Dirjo akan menekan sampah organik sebesar 30% atau setara sebanyak 28,9 ton di Kota Jogja.

Sebelum GZSA, volume sampah Kota Jogja sebanyak 290 ton dan setelahnya menjadi 210 ton. Ditambah Gerakan Mbah Dirjo, volume sampah di Jogja akan menyusut jadi sekitar 180 ton.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menginstruksikan kepada seluruh pegawai di Balai Kota Yogyakarta untuk membuat biopori di rumah masing-masing sebagai teladan dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

“Agar masyarakat memahami pentingnya pengelolaan sampah mandiri dengan biopori, kami gencarkan dengan keteladanan terlebih dahulu melalui seluruh pegawai,” jelasnya, Rabu (9/8/2023).

Aksi nyata dengan memberikan contoh secara langsung, menurut Singgih, efektif menggerakan masyarakat Jogja dalam pengelolaan sampah secara mandiri. “Pengelolaan sampah secara mandiri akan terus digencarkan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan,” ujarnya.

Bank Sampah

Selain dua cara itu, Pemkot Yogyakarta juga mengoptimalkan peran bank sampah. Sekretaris Daerah (Sekda) Jogja Aman Yuriadijaya menyebut sudah ada 10.705 titik pengelolaan sampah organik rumah tangga di wilayahnya. Jumlah tersebut berdasarkan kalkulasi dari Forum Bank Sampah Kota Jogja. Pengelolaan sampah mandiri dilakukan lewat wadah tersebut.

Aman yang juga Ketua Forum Bank Sampah Kota Jogja ini menjelaskan model yang digunakan untuk mengelola sampah secara mandiri tak hanya biopori, tapi juga maggot, ember tumpuk, hingga lodong sisa dapur (losida).

“Model pengelolaan sampah mandiri menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat itu sendiri, semakin kreatif dan berdaya nilai tinggi, semakin baik,” paparnya.

Ketua Forum Bank Sampah Kota Jogja ini memaparkan seluruh bank sampah di tingkat RW sudah aktif semua. Total ada 658 bank sampah di Kota Jogja. “Dalam kondisi seperti sekarang, bank sampah sangat aktif. Keaktifan ini mulai dari pengelolaan sampah, edukasi, hingga kegiatan-kegiatan lain,” terangnya.

Pemkot Jogja juga terus mendorong pelatihan pengelolaan sampah mandiri di rumah tangga melalui Laboratorium Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Laron Sarung) yang berada di TPS3R Nitikan. Ini penting agar masyarakat Jogja memahami cara mengelola sampah di lahan yang sempti di perkotaan. “Di Laron Sarung fasilitas pelatihan pengelolaan sampah sudah cukup lengkap, termasuk ada istruktur atau pelatihnya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja yang siap memandu,” jelasnya.

Manajemen Berkelanjutan

Kepala DLH Jogja Sugeng Darmanto menyebut jawatannya memiliki strategi manajemen jangka pendek, menengah, dan panjang. Sugeng menyebut pemilahan sampah di rumah tangga menjadi kunci utama manajemen pengelolaan sampah.

“Kalau sejak di rumah sampah sudah dipilah, proses-proses selanjutnya akan mudah dilakukan,” katanya.

Pengelolaan sampah mandiri jadi salah satu cara utama dalam manajemen sampah jangka menengah yang digencarkan DLH Jogja.

“Terutama setelah peresmian Laron Sarung di TPS3R Nitikan. Kami memberika edukasi tentang bagaimana mengelola sampah mandiri di rumah tangga,” ujarnya. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bertindak Asusila di Rumah Warga, WNA Italia Dideportasi

News
| Selasa, 26 September 2023, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Punya Gedung Unik, Pabrik Pengolahan Limbah Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan

Wisata
| Senin, 25 September 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement