6 Desa Wisata di Jogja, Bisa Jadi Referensi Liburan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Desa wisata di wilayah Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bermunculan. Desa-desa tersebut menjadi salah satu destinasi dengan mengandalkan berbagai potensi yang dimiliki.
Sebagian besar mengandalkan kearifan lokal dan potensi alam di setiap desa tersebut. Berikut adalah daftar desa wisata yang bisa menjadi salah satu destinasi wisata:
Advertisement
1. Desa Wisata Ketingan
Desa wisata Ketingan terletak di Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman. Berawal kehadiran burung-burung kuntul yang meresahkan warga karena dianggap hama, siapa sangka kini desa ini menjadi salah satu desa wisata unggulan di daerah Sleman. Desa Wisata Ketingan inilah yang hingga saat ini terkenal dengan desa wisata Burung Kuntul (Bangau).
BACA JUGA : Menparekraf Targetkan 6.000 Desa Wisata Terdaftar Pada 2024
Pada awalnya warga Ketingan khawatir akan keberadaan kawanan burung yang bermigrasi ke desa mereka pada saat memasuki musim kawin tepatnya saat musim penghujan tiba. Warga khawatir burung-burung ini akan mengganggu tanaman padi dan melinjo yang menjadi sumner utama penghasilan mereka. Beberapa warga pun mencoba mengusir kawanan burung ini. Namun alih-alih pergi, justru mereka berkembang biak dan populasinya semakin banyak. Akhirnya warga pun membiarkan kawanan burung ini, bahkan kini desa ini menjadi dusun konservasi burung kuntul di DIY.
2. Desa Wisata Banjaroya
Desa wisata Banjaroya atau sering disebut Dewa Bara merupakan salah satu desa di lereng perbukitan Menoreh. Secara administrasi, desa Banjaroya masuk dalam wilayah Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Perbukitan Menoreh sendiri memang dikenal sebagai kawasan wisata alam. Beberapa obyek wisata yang ada disini diantaranya Waduk Sermo, Kalibiru, dan Puncak Suroloyo.
Kehadiran Desa Banjaroya menambah nilai plus kawasan wisata di Perbukitan Menoreh. Desa Banjaroya memfasilitasi wisatawan yang ingin singgah lebih lama untuk menikmati keindahan perbukitan Menoreh sekaligus merasakan bagaimana tinggal dan berbaur dengan masyarakat desa.
3. Desa Wisata Kaki Langit
Salah satu kawasan wisata yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah kawasan Mangunan. Dulunya kawasan Mangunan hanya sebatas kebun buah yang memang memiliki view yang bagus, lalu mulailah pengelola mengembangkan kawasan mangunan dengan menambah beberapa spot wisata. Terlebih dengan topografi yang berbukit-bukit yang saat itu menjadi incaran para wisatawan.
Melihat respon wisatawan yang sangat bagus, pengelola pun semakin mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di sekitar Mangunan yang akhirnya dirintislah Desa Wisata Kaki Langit pada tahun 2015.
Selain kawasan wisata seperti Hutan Pinus Mangunan, Watu Lawang, dan Slembrang, desa wisata Kaki Langit juga mengembangkan potensi-potensi lain seperti tradisi, seni budaya, kerajinan, wisata alam, outbond dan souvenir khas Kaki Langit. Bahkan baru-baru ini, pengelola membangun beberapa homestay berupa rumah limasan untuk akomodasi wisatawan yang ingin bermalam di desa wisata Kaki Langit.
4. Desa Wisata Jelok
Desa Wisata Jelok atau yang biasa disingkat Dewi Elok bisa menjadi salah satu pilihan untuk berwisata ke desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di Dusun Jelok, Desa Beji , Kecamatan Patuk Gunung Kidul. Wisatawan akan disuguhkan paket wisata yang memiliki nilai edukasi, adat istiadat, tradisi dan kebudayaan pedesaan sekaligus merasakan petualangan seru lainnya.
BACA JUGA : Ratusan Anak di Pandowoharjo Sleman Keliling Desa Wisata dengan Gerobak Sapi
Dewi Elok menghadirkan semangat pluralitas, kebersamaan, kegotongroyongan, pelestarian lingkunagan hidup dengan bertumpu pada entitas budaya dan kearifan lokal.
5. Desa Wisata Nglanggeran
Desa Wisata Nglanggeran berada di Kecamatan Patuk, Gunungkidul dengan jarak tempuh kurang lebih 25km dari Kota Jogja. Untuk menuju ke Desa Nglanggeran, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Selain menikmati keindahan dua obyek wisata utama desa nglanggeran, banyak sekali kegiatan yang wisatawan dapat lakukan. Program unggulan disini salah satunya adalah live in, yaitu wisatawan diajak untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar sembari belajar banyak hal di desa tersebut. Beberapa diantaranya belajar membatik topeng, menanam padi di sawah, ikut kegiatan kenduri, membuat kerajinan janur kelapa, belajar kesenian tradisional seperti Reog dan Jathilan, sampai belajar memasak makanan lokal.
6. Desa Wisata Manding
Desa wisata Manding Bantul merupakan desa wisata sentral kerajinan kulit. Jadi kalau di Bandung ada Cibaduyut, di Jogja ada Manding. Awal mula kerajinan kulit muncul sekitar tahun 1947 yang diprakarsai oleh tiga orang pemuda. Awalnya ketiganya merupakan karyawan di perusahaan kulit yang memproduksi pakaian dan pelana, hingga akhirnya mereka berinisiatif untuk membuka usaha sendiri. Hingga kini, sudah ada lebih dari 100 pengrajin kulit yang ada di desa Manding. Peminat kerajinan kulit dari desa manding inipun sudah merambah hingga mancanegara.
Wisatawan yang datang ke Desa Manding ini biasanya mereka berburu aksesoris berbahan kulit seperti tas, dompet, pigura, gantungan kunci, sabuk, sampai jaket kulit. Di sepanjang jalan, akan banyak ditemukan rumah-rumah penduduk yang sekaligus berfungsi sebagai showroom hasil kerajinan. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan bisa ditawar lebih murah lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement