Advertisement
Kekeringan Meluas, Per Agustus Dropping Air di Kulonprogo Mencapai 36 Kali

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Jumlah wilayah yang kekurangan air bersih selama musim kemarau di wilayah Kulonprogo terus meluas. Sejak awal Agutus, tercatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo melakukan dropping air sebanyak 36 kali.
Kepala BPBD Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi, pihaknya bersama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Binangun terus melakukan droping air. Sebanyak 16Â padukuhan di delapan kalurahan menjadi sasaran dropping.
Advertisement
BACA JUGA: Kekeringan Meluas, Dinas Sosial DIY Bakal Dropping Air Bersih 115 Tangki
Dia merinci untuk Jatimulyo, dropping air menyasar Padukuhan Gunung Kelir, lalu ada Padukuhan Karang Anyar, Girimulyo; Kemaras, Sidomulyo; Ngaliyan Gunung A, Ngargosari; Plampang I, Kalirejo; Potronalan, Banjaroyo.
Di Kalurahan Sidoharjo, Samigaluh ada empat padukuhan yang menjadi sasaran yaitu Sumoroto, Tetes, Madigondo, dan Cemani. Lalu di Kalurahan Banjarsari, Samigaluh ada enam padukuhan yaitu Waru, Klendrekan, Ngaran, Kaliwunglon, Balong, dan Jomblangan Selatan.
Secara umum, ada lima kapanewon yang terdampak kekeringan yaitu Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Pengasih, dan Samigaluh. "Bulan Agustus 2023 ini sudah cukup gencar dropping air. Sabtu dan Minggu pekan lalu kami juga dropping air ke Girimulyo," kata Nahrowi dihubungi, Selasa (29/8/2023).
Mengacu pada kekeringan tahun 2019 dan sebelumnya, Pemkab Kulonprogo telah melakukan program intervensi untuk kekeringan yaitu salah satunya pengadaan mata air baru baik sumur bor atau mata air existing yang dipompa masyarakat perbukitan.
"Masyarakat yang berpartisipasi [dalam pengadaan mata air] juga iuran untuk operasional dan pemeliharaan. Termasuk tambah jaringan lagi untuk pelanggan baru. Ada kelompok tersendiri untuk mengelola," katanya.
Nahrowi juga menegaskan bahwa Perumda Tirta Binangun telah memperpanjang jaringan perpipaan mereka. Dengan begitu masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh sumber air dapat dengan mudah mengakses air.
"Ada juga upaya menaikkan dari Sungai Progro Kalibawang dan dinaikkan sampai tanjakan Keji, Purwoharjo, Samigaluh. Ini dalam rangka pelayanan air dari Perumda," ucapnya.
Jelasnya, Pemkab Kulonprogo melalui BPBD dapat menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) termasuk dropping air bulan Agustus 2023. Apabila permintaan dropping air semakin banyak maka BPBD akan mengirim surat permohonan kepada Pj Bupati untuk mengeluarkan SK Tanggap Darurat Air Bersih.
"BTT yang ada, informasinya masih sekitar Rp2 miliar. Kami juga didukung Dinas Sosial Kabupaten dan Provinsi," lanjutnya.
Sementara itu, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Supomo, mengatakan bahwa sebelum terjadi kekeringan terhadap lahan pertanian warga DPP telah melakukan serangkaian mitigasi seperti irigasi perpompaan besar, jaringan irigasi air tanah dangkal, irigasi perpipaan, dam parit dan jaringan irigasi, serta asuransi usaha tani padi (AUTP).
"Nah kalau untuk bantuan ketika terjadi kekeringan yang mengakibatkan tanaman puso. Kami punya kegiatan cadangan benih tanaman pangan seperti padi dan jagung," kata Supomo.
Supomo menambahkan DPP Kabupaten dan Provinsi juga menyediakan pompa air yang dapat dipinjam oleh kelompok tani. Oleh karena itu, kekeringan yang mungkin berdampak pada lahan pertanian dapat diatasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Saham Anjlok Akibat Kebijakannya, Trump Ibaratkan Seperti Minum Obat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Siapkan Rencana Induk dan DED Pembangunan Dermaga Pendaratan Ikan di Pantai Depok
- Dispar Bantul Klaim Raih PAD Rp1,6 miliar Selama Libur Lebaran 2025
- Libur Lebaran 2025, Pengajuan KK di Sleman Jadi Layanan Paling Banyak Diakses
- Terkendala Lahan, Program Sekolah Rakyat di Gunungkidul Belum Bisa Direalisasikan
- Tabrak Pagar Jembatan Balai Kalurahan Patalan, Pengendara Sepeda Motor asal Semarang Meninggal
Advertisement
Advertisement